Presiden Republik Indonesia Joko Widodo: Kabinet Sudah Final.

Edisi: 27/48 / Tanggal : 2019-09-01 / Halaman : 40 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Arif Zulkifli,, Budi Setyarso,


DUA bulan menjelang dimulainya periode kedua pemerintahannya, Presiden Joko Widodo sudah mengantongi daftar nama calon menteri yang akan mengisi kabinetnya. Berfokus pada pembangunan sumber daya manusia, Jokowi akan banyak memberikan perhatian pada sektor kesehatan, pendidikan, pembangunan karakter, dan pengembangan teknologi untuk mempersiapkan SDM yang unggul.

Jokowi mengatakan sudah mengantongi nama-nama menteri dari partai politik. Namun ia enggan menyebutkan nama-nama menteri yang akan mengisi kabinet periode 2019-2024 tersebut. Demikian pula komposisi kabinetnya. “Namanya sudah di sini,” kata Jokowi sembari menunjuk saku kemejanya dalam wawancara khusus dengan Tempo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 19 Agustus lalu.

Delam perjamuan makan siang dengan pemimpin redaksi media massa di tempat yang sama, Rabu, 14 Agustus lalu, Jokowi menyebutkan 45 persen menterinya berasal dari partai dan 55 persen profesional. Selain sibuk memilih calon menteri, Jokowi berencana membentuk nomenklatur baru kementerian. Ada sejumlah kementerian baru dalam kabinet mendatang, di antaranya kementerian investasi, kementerian ekonomi digital, dan kementerian industri kreatif.

Kepada wartawan Tempo, Arif Zulkifli, Budi Setyarso, Anton Septian, dan Syailendra Persada, Jokowi menjelaskan sejumlah rencana besarnya, termasuk pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan dan penolakannya terhadap usul amendemen Undang-Undang Dasar 1945. Amendemen itu merupakan salah satu rekomendasi Kongres V Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Sanur, Bali. PDIP menganggap amendemen perlu dilakukan untuk menjamin kesinambungan pembangunan nasional dengan menetapkan kembali Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai lembaga tertinggi negara dengan kewenangan menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara. “Saya ini produk pilihan rakyat langsung, masak mendukung itu. Yang benar saja,” ujar Jokowi.

Kepada para pemimpin redaksi media massa, Anda menjelaskan soal kabinet mendatang. Apakah masih ada masukan dari partai politik?

Enggak ada kontak.

Apakah susunan kabinet sudah final dan tidak akan berubah lagi?

Sudah disampaikan itu kemarin.

Ketika kami cek ke partai-partai, mereka merasa belum dimintai nama dan pendapat.

Belum bagaimana? Namanya sudah di sini (Jokowi menunjuk saku kemejanya). Dari mana namanya kalau enggak dari sana (partai).

Bagaimana mekanisme mendapatkan nama-nama itu?

Ya, saya meminta nama. Ada yang memberi sepuluh. Ada yang memberi sembilan, sebelas. Itu saja.

Nama-nama itu tidak Anda terima semuanya, kan?

Iya. Misal ini ada sepuluh, lalu dipilih dua.

Apakah nama-nama tersebut juga dicek ke Komisi Pemberantasan Korupsi?

Kita lihat dululah, yang penting sudah final. Kalau perlu, ke KPK. Kalau merasa enggak perlu, sudah cukup, ya enggak ke KPK. Kita belum sampai sana.

Dibanding lima tahun lalu, seperti apa perbedaan dalam menyusun kabinet sekarang?

Yang pertama, nomenklaturnya dulu. Lalu melihat ada berapa calon. Kalau misalnya hanya ada satu, ya sudah, berarti itu saja. Kan, semua sudah tahu cara memilih. Ada tim panitia seleksi.

Ada tim khusus yang sering diajak diskusi?

Banyak yang diajak diskusi.

Setelah dipilih, nama-nama itu tidak dikonsultasikan lagi kepada partai?

Kalau dari nama yang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…