Juru Ceramah dari Akademi Militer

Edisi: 36/48 / Tanggal : 2019-11-03 / Halaman : 32 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Wayan Agus Purnomo, Ahmad Faiz, Egi Adyatama


DUA seteru lama, Fachrul Razi dan Prabowo Subianto, bertemu setelah pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara pada Rabu, 23 Oktober lalu. Di antara keduanya, berdiri Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Mereka sempat berpelukan sebelum berbincang dan tertawa berderai-derai.

Dalam politik, keduanya selalu berada di sekoci yang berbeda. Fachrul meniti karier politiknya di Partai Hanura bersama Wiranto, mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, yang kerap dianggap berseberangan dengan Prabowo sejak berdinas di militer. Fachrul pula yang menjadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Perwira yang mengadili Prabowo dalam kasus penculikan aktivis pada 1998. Fachrul ikut meneken rekomendasi pemecatan Prabowo.

Kini, keduanya sama-sama berada dalam kabinet Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Dalam pelantikan hari itu, keduanya bertemu lagi. Saat bercakap-cakap, mereka sempat menyinggung masalah radikalisme agama. “Dengan menggunakan bahasa tentara, kata beliau, ‘Hantam itu radikalisme, bahaya itu. Kita harus kikis habis’,” kata Fachrul kepada Tempo di kantornya di Jalan Lapangan Banteng, Kamis, 24 Oktober lalu.

Ketika Fachrul dipanggil ke Istana pada Selasa, 22 Oktober lalu, Presiden Jokowi membicarakan pendidikan pesantren, kurikulum pendidikan yang tak sesuai dengan Pancasila, hingga isu keamanan negara. Sampai pertemuan berakhir, Presiden tak menyebut posisi pasti untuk Fachrul. “Jadi saya tebak-tebak, ini Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan atau Menteri Agama, ya,” ujar mantan Wakil Panglima Tentara Nasional Indonesia tersebut.

Sebenarnya, kabar masuk kabinet telah dia dengar dari dua sahabatnya, Luhut dan Wiranto. Hanya, mereka juga tak mengetahui posisi yang bakal diberikan kepada Fachrul. Baru ketika kabinet diumumkan pada Rabu itulah Fachrul tahu bakal menjadi Menteri Agama. Secara eksplisit pula Jokowi menyebutkan tugas Fachrul adalah menangani radikalisme, di luar masalah ekonomi, industri halal, dan haji. “Mungkin Pak Jokowi ingin Menteri Agama yang punya gereget,” kata pria 72 tahun itu.

Fachrul mengklaim pernah aktif dalam kegiatan pembinaan rohani Islam sewaktu di Akademi Militer. Tugasnya kala itu adalah mengumpulkan para junior yang tidak bisa melakukan salat. Meskipun…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…