Basuki Tjahaja Purnama: Saya Seperti Tahanan Politik

Edisi: 52/48 / Tanggal : 2020-02-23 / Halaman : 38 / Rubrik : LAPUT / Penulis : TIM LAPUT, ,


DINYATAKAN bersalah karena menghina agama, mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, menghabiskan 625 hari di sel penjara. Pada 9 Mei 2017, sesaat setelah majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara menjatuhkan vonis dua tahun penjara, Basuki langsung dibawa ke Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur. Satu malam berada di sana, dia dipindahkan ke Markas Korps Brigade Mobil di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, dengan alasan keamanan.

Berbeda dari tahanan lain, gerak-gerik Ahok—panggilan Basuki—lebih terbatas. Ia, misalnya, tak diperbolehkan beraktivitas di lapangan untuk menghindari tetamu tahanan lain melihat atau memotretnya. “Nanti bisa dicurigai macam-macam,” katanya dalam wawancara khusus dengan Tempo.

Penjara membawa derita untuk Ahok, 53 tahun. Ia mengalami stres yang berujung pada sakit di tubuhnya. Ahok pun menerima tekanan agar tidak mengajukan upaya hukum lain yang bisa mengurangi masa hukumannya. Ia diminta tetap menjalani kehidupan di penjara hingga hukuman selesai. Sekeluar dari penjara, Ahok masih harus “mengungsi” ke luar negeri hingga pemilihan presiden berakhir.

Namun penjara juga membawa rezeki untuk Basuki. Ia mendapat cuan berlimpah dari hasil penjualan sejumlah bukunya, seperti Ahok di Mata Mereka. Di penjara pula Ahok merajut kisah cinta dengan Puput Nastiti Devi, setelah perkawinannya dengan Veronica Tan kandas. Belakangan, ia terpilih menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Ahok pun segera meluncurkan buku keduanya yang berjudul Panggil Saya BTP: Perjalanan Psikologi Ahok Selama di Mako Brimob.

Kepada tim Tempo yang mewawancarainya dalam tiga kesempatan, yaitu 12 Desember 2019 di rumahnya di Jalan Agus Salim, Menteng, Jakarta Pusat; serta Rabu, 12 Februari lalu, dan Jumat, 14 Februari lalu, di ruang kerjanya di Pertamina, dengan gaya berbicara yang meledak-ledak, Ahok menceritakan kehidupannya selama di penjara. Ia juga membagikan kisah pertemuannya dengan mereka yang dulu menjadi lawan politiknya, seperti Ma’ruf Amin dan Gatot Nurmantyo.

Bagaimana ceritanya Anda bisa menulis buku?

Sekitar sepuluh hari saya ditahan, teman saya datang dan kasih tahu, mendingan saya menulis setiap hari. Staf saya membawakan kertas. Terus saya mulai menulis. Habis bangun tidur, mau kesel, mau sinting, pokoknya gue harus nulis. Lalu muncul ide membuat buku. Dari hasil menulis buku itu saya bisa dapat sampai Rp 19 miliar.

Anda jadi lebih kaya di dalam penjara, dong?

Iya. Makanya, ketika keluar dari penjara, saya menolak masuk hotel, cukur rambut, mandi, dan ganti baju sebelum pulang ke rumah. Kan, tradisinya begitu untuk buang sial. Tapi gue gak bawa sial. Gue bawa cuan. Bawa istri, bawa duit, bawa buku. Ha-ha-ha....

Apa yang membedakan buku baru ini dengan buku sebelumnya?

Buku ini sebenarnya merupakan perjalanan psikologis saya selama tinggal di penjara. Buku ini mencatat perubahan saya selama di penjara. Ada berbagai luminasi yang saya alami, yang tidak terulang lagi setelah saya keluar. Penjara membuat saya berubah. Untuk menganalisis perubahan itu, ada sejumlah psikolog yang melihat catatan harian saya.

Dalam buku itu, Anda terlihat marah karena dipenjara.

Saya memang marah. Kenapa negara harus kalah dari tekanan massa? Saya pikir ini seperti dagelan. Tiba-tiba saja saya dimasukkan ke penjara. Mana ada dalam sejarah republik ini ada gubernur aktif dimasukkan ke penjara, kecuali kena operasi tangkap tangan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…