Srihadi Soedarsono, Tumbuk Ageng, dan Lukisan Pemandangan

Edisi: 05/49 / Tanggal : 2020-03-29 / Halaman : 46 / Rubrik : LAY / Penulis : Agus Dermawan T, ,


PADA Desember 2019, pelukis Profesor K.P. Srihadi Soedarsono Adhikoesoemo, MA, mengadakan upacara tumbuk ageng di sebuah restoran di Jakarta. Tumbuk ageng adalah upacara khas Jawa untuk memperingati ulang tahun seseorang yang sudah menginjak usia kelipatan 8. Maka, apabila pada Desember itu Srihadi berusia 88 tahun, usianya adalah kelipatan 11 dari hitungan tumbuk ageng. Upacara ini (yang dimulai dari usia 64 tahun) dianggap sebagai penanda bahwa seseorang menjadi “sangat tua” yang mengisyaratkan agar orang tersebut “bersiap diri”. Namun, alih-alih merasa “sangat tua”, Srihadi malah mengumumkan “kekuatan muda”-nya.

“Untuk melanjutkan usia yang 88 tahun, untuk memperingati usia yang sudah sampai tahap super tumbuk ageng, saya akan mengadakan pameran tunggal pada Maret 2020,” kata pelukis kelahiran Solo, Jawa Tengah, 4 Desember 1931, ini. Para tamu pun mendadak sontak terkejut. Apalagi ketika diberitakan bahwa puluhan lukisan yang digelar hampir semuanya ciptaan baru dengan ukuran menjulur sampai 6 meter.

Pameran berjudul “Man x Universe” ini diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Dibuka pada Rabu, 11 Maret lalu, oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, pameran berlangsung sampai 9 April mendatang. Atas terselenggaranya pameran ini, sejarah wajib menulis bahwa Srihadi adalah pelukis aktif tertua yang menggelar pameran tunggal di Indonesia. Bersamaan dengan pameran, diluncurkan buku Srihadi Soedarsono: Man x Universe yang ditulis Jean Couteau dan Farida Srihadi. Buku ini dicetak sekaligus dalam 20 macam gambar sampul. Ide mengejutkan yang belum pernah diwujudkan di Indonesia, bahkan boleh jadi di dunia. Diterbitkan pula buku versi giant edition, yang berukuran 46 x 57,5 sentimeter.

Pameran “Man x Universe” dengan kurator kurator A. Rikrik Kusmara ini seluruhnya menghadirkan lukisan pemandangan, dari gunung, bukit, persawahan, pantai, lautan, awan di langit, sampai sungai di tengah hutan. Tak lupa pemandangan kota yang tampak menggelisahkan.

Pemandangan Srihadi mengajak kita masuk ke esensi. Dengan begitu, mata kita tidak akan menjumpai gambaran pohon dengan ranting-rantingnya.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Saat Perempuan Tak Berdaya
2007-12-16

Tidak ada senyum, apalagi keceriaan. tidak ada pula musik yang terdengar di film ini. dari…

P
Perjamuan Da Vinci
2006-05-28

Bermula dari novel, lalu bermetamorfosis ke dalam film. di kedua bentuk itu, the da vinci…

Y
YANG KONTROVERSIAL
2006-05-28

Dan brown mengemukakan teori bahwa yesus mempercayai maria magdalena sebagai pemangku ajaran kristiani yang utama,…