Heteroglosia
Edisi: 29 Jan / Tanggal : 2022-01-29 / Halaman : / Rubrik : CTP / Penulis :
HAMPIR di tiap bandara kini kita dengar pengumuman lisan dalam bahasa daerah. Saya tak tahu persis apa yang hendak dicapai, dan pertanyaan tak terjawab: mengapa di airport Surabaya tak dipakai bahasa Osing, dan di Semarang bukan bahasa Tegal? Benarkah di Yogya orang paham bahasa Jawa yang menggunakan kromo inggil seperti dalam upacara pengantin? Apa salahnya memakai bahasa nasional, yang bisa diduga dipahami 98% orang dengan KTP Indonesia?
Sering disangka, bahasa adalah alat yang ampuh buat menegaskan identitas. Tapi identitas ibarat pakaian—pakaian sebagai bagian dari statemen diri dan teknologi pengenalan. Orang mungkin lupa, di zaman ini, ketika politik identitas merajalela, ada kalimat arif James Baldwin, sastrawan berkulit hitam di negeri di mana warna kulit bisa menjepit: jika identitas ibarat “kain yang menutup ketelanjangan diri”, kata Baldwin, maka paling baik bila kain itu dikenakan agak longgar—“seperti jubah di padang pasir yang masih membiarkan ketelanjangan diketahui, dan kadang-kadang bisa diraba”.
Identitas memang bukan seperti kurungan—sebuah barang-jadi.
Dan bukan-barang-jadi itulah agaknya riwayat bahasa Indonesia.
Yang istimewa pada bahasa ini adalah bahwa ia tak dibangun dengan dan dari sebuah pusat,…
Keywords: catatan pinggir (caping), 
Foto Terkait
Artikel Majalah Text Lainnya
Xu
1994-05-14Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…
Zlata
1994-04-16Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…
Zhirinovsky
1994-02-05Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…