Pelawan Tiran Dari Tanah Wadas
Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-02-27 / Halaman : / Rubrik : LAPUT / Penulis :
DI tengah kepungan ratusan polisi, Khamidah mendaraskan doa di halaman Masjid Nurul Huda, Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Selasa, 8 Februari lalu. Siang itu, ia bersama warga Wadas lain menggelar mujahadah, tradisi menyatakan kesungguhan berjuang. Mereka menolak penambangan batu andesit untuk proyek pembangunan bendungan Bener.
Tiba-tiba perempuan 41 tahun itu berteriak-teriak dan mengacungkan jari ke panggung acara. Khamidah menyaksikan polisi mencokok anak dan adiknya yang berada di atas panggung. “Anak saya enggak salah apa-apa,” kata Khamidah menceritakan kembali peristiwa itu saat dihubungi pada Jumat, 25 Februari lalu.
Menurut dia, polisi sebelumnya hanya memotret kegiatan tersebut. Namun tiba-tiba puluhan polisi dan laki-laki berjaket kulit merangsek ke kerumunan penduduk penolak tambang serta menguber para pemuda dan bapak-bapak. Suasana langsung cabuh. Peserta mujahadah kocar-kacir dan masuk ke masjid untuk bersembunyi.
Wadon Wadas penolak tambang andesit menganyam bambu menjadi besek saat didatangi polisi, di Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, 10 Februari 2022. TEMPO/Shinta Maharani
Menyaksikan sanak saudaranya digulung polisi, Khamidah menggerung-gerung. Perempuan-perempuan lain juga menangis dengan riuh. Anak-anak menjerit dan menyuruk ke ketiak orang tua mereka. Seorang polisi mendekati Khamidah dan meminta dia tenang sembari menjamin kerabatnya yang ditangkap diperlakukan dengan baik. “Saya disuruh diam,” ujar Khamidah.
Hari itu 67 warga Wadas, termasuk seorang perempuan, digelandang ke markas Kepolisian Resor Purworejo. Mereka baru dipulangkan sehari seusai huru-hara meletus. Pada hari penangkapan itu, polisi mengawal petugas Badan Pertanahan Nasional yang berniat mengukur lahan di Wadas.
Desa Wadas bergolak sejak pemerintah berencana membangun bendungan Bener di Purworejo. Proyek dam bernilai Rp 2 triliun itu akan mengambil batuan dari perut Wadas yang menyimpan cadangan batu andesit hingga 41 juta meter kubik. Pemerintah berencana membebaskan lahan seluas 114 hektare di Wadas untuk kegiatan penambangan.
Khamidah bersama warga Wadas lain menolak rencana penambangan sejak 2013. Mereka mendirikan pos jaga di sejumlah pintu masuk desa dan area hutan. Tujuannya untuk menghalau petugas pengukuran tanah dan polisi yang berpatroli di Wadas, juga perwakilan perusahaan tambang yang mencoba masuk ke desa.
Mengusir utusan perusahaan atau polisi, warga Wadas mengandalkan peralatan lawas: kentungan bambu. Penduduk yang pertama kali melihat perwakilan perusahaan langsung memukul kentungan berulang kali. Seketika bebunyian itu bersahut-sahutan di tujuh rukun tetangga penolak tambang. Mereka langsung merapatkan barisan untuk mengusir tamu tak diinginkan itu.
Pada siang hari, para perempuan berjaga di pos sambil membuat besek. Menganyam keranjang bambu merupakan salah satu mata pencarian Khamidah. “Hasilnya cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari,” tuturnya. (Baca: Kisah Kartunis yang Membela Warga Wadas)
Menjelang petang, gantian para pemuda dan bapak-bapak berjaga di pos. Suatu ketika para pemuda sempat memergoki sekelompok orang yang membawa alat pengukur tanah masuk melalui Kaliwader, desa tetangga Wadas, saat pagi buta. Rombongan itu menghilang begitu dikejar petugas di pos jaga.
Khamim, 40 tahun, salah satu warga Wadas yang rutin meronda di pos jaga. Saban malam ia berkeliling dari satu pos ke pos lain. Ia bercerita, sekitar 30 tahun lalu terjadi bencana tanah longsor yang disebabkan oleh penambangan batu andesit. Tiga keluarga…
Keywords: Gusdurian, Teror, Peretasan Aktivis, Bendungan Bener, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…