Menghapus Jejak Digital
Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-06-18 / Halaman : / Rubrik : GH / Penulis :
SITI Chairunisa, 21 tahun, sempat kebingungan mencari cara menghapus jejak digital berupa foto masa lalunya yang tersimpan di akun pribadinya di platform media sosial Facebook. Ia membuat akun itu saat masih duduk di kelas VIII sekolah menengah pertama pada pertengahan 2015. Sejak saat itu, ia pun kerap mengunggah foto diri yang dapat dilihat atau diakses publik.
Penampilan masa remajanya itu belakangan menjadi beban baginya. Beberapa teman dan rekannya mulai menjadikan foto-foto tersebut sebagai bahan candaan. Siti sudah mengubah penampilan wajah dan cara berpakaiannya seiring dengan bertambahnya usia.
Tekadnya untuk menghapus akun tersebut sudah bulat setelah menemukan sejumlah fotonya tersebar di beberapa platform digital. Sejumlah akun tak dikenal menggunakan foto tersebut untuk prostitusi online. Siti mengakui pernah mengunggah beberapa foto diri yang mengenakan pakaian minim.
“Semua orang masih bisa melihat foto-foto itu. Tapi saya tak bisa menghapus karena lupa kata sandi akunnya,” ucap Siti saat ditemui di sebuah kedai kopi di Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat, Selasa, 14 Juni lalu.
Siti pun mulai mencari informasi perihal jasa penghapusan akun media sosial dan jejak digital pada tahun lalu. Ia kemudian bertemu dengan seorang teman sekolahnya yang berprofesi sebagai penghapus jejak digital di Internet. Hubungan pertemanan ini memuluskan keputusan Siti untuk melenyapkan akun masa lalunya tersebut secara permanen. “Karena kenal, saya langsung kasih nama dan data akunnya dan langsung dihapus,” ujar Siti.
Ia kemudian mendapat potongan harga jasa penghapusan akun dan hanya membayar Rp 50 ribu. Padahal temannya itu biasa mematok biaya Rp 100-150 ribu untuk penghapusan satu akun media sosial. Sang teman juga bisa membantu menghilangkan akun di platform Twitter dan Instagram bahkan jika pemilik akun sudah tidak aktif dan lupa kata sandinya.
Jasa penghapusan jejak digital mulai menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir. Sejumlah pemilik akun media sosial merasa terganggu oleh keberadaan foto, cuitan, data, dan dokumen yang sempat diunggah pada masa lalu di akunnya.
Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan tersebut tak hanya berfokus pada media sosial besar. Sejumlah orang juga meminta penghapusan akun pribadi di marketplace dan platform digital lain. Layanan bahkan berkembang hingga penghapusan…
Keywords: Media Sosial, Teknologi Informasi, Prostitusi Online, Data Pribadi, Jejak Digital, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Tak Terpisahkan Capek, Jazz, dan Bir
1993-10-02Sejumlah eksekutif mencari dunia lain dengan mendatangi kafe. kafe yang menyuguhkan musik jazz jadi rebutan.…
AGAR MISS PULSA TIDAK KESEPIAN
1993-02-06Pemakaian telepon genggam atau telepon jinjing kini tak hanya untuk bisnis tapi juga untuk ngobrol.…
INGIN LAIN DARI YANG LAIN
1992-02-01Festival mobil gila dalam pesta otomotif 92 di surabaya akan diperlombakan mobil unik, nyentrik dan…