Dewan Kolonel Dari Senayan

Edisi: 18 Sep / Tanggal : 2022-09-18 / Halaman : / Rubrik : LAPUT / Penulis :


BERLOKASI di Jalan Kendal Nomor 8, Menteng, Jakarta Pusat, gedung berkelir merah-putih bersebelahan dengan kantor Sekretaris Nasional Puan Maharani Peduli. Di bangunan empat lantai tanpa papan nama itu, sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang mendukung Puan Maharani sebagai calon presiden terkadang berdiskusi.
“Itu markas kami. Nanti Mbak Puan akan ke sana,” kata anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat dari PDI Perjuangan, Trimedya Panjaitan, kepada Tempo di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 14 September lalu.
Seorang petugas satuan pengaman di gedung itu mengatakan bangunan itu milik pengusaha Halim Djaya Djayaprawira. Petugas satpam itu mengaku beberapa kali melihat Trimedya datang ke sana. Ketika Tempo menghubungi kantor itu, perempuan yang mengangkat panggilan telepon juga membenarkan soal nama pemilik gedung. Ia menutup panggilan telepon ketika Tempo meminta dihubungkan dengan Halim Djaya.
Trimedya bercerita, para anggota DPR yang menjadi pentolan pendukung Puan Maharani berhimpun dalam kelompok “dewan kolonel”. Asma itu tercetus dari Johan Budi Sapto Pribowo, anggota Komisi Hukum DPR. Mantan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Istana Kepresidenan itu mengatakan perlunya pendukung Puan di DPR membuat kelompok khusus.
Johan membenarkan informasi Trimedya. “Saya yang meminta Bang Trimedya menjadi koordinator dewan kolonel karena dia paling senior,” ucapnya. Trimedya duduk di Senayan sejak 1999. Adapun Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto dan Sekretaris Fraksi Bambang Wuryanto didapuk sebagai jenderal.

Bambang Wuryanto. TEMPO/Imam Sukamto
Ide membentuk dewan kolonel disampaikan kepada Puan saat Ketua DPR itu melawat ke lokasi Ibu Kota Nusantara pada 16 Februari lalu. Menurut Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto, Puan tak melarang gagasan itu. Namun Utut menyatakan nama dewan kolonel tak serius. “Ini supaya semangat dan komunikasi lancar,” katanya.
Dewan kolonel beranggota belasan politikus banteng yang mewakili setiap komisi dan alat kelengkapan lain di DPR. Menurut Trimedya, beberapa di antaranya adalah Wakil Ketua Komisi Pendidikan Agustina Wilujeng Pramestuti; anggota Komisi Keuangan, Hendrawan Supratikno; dan anggota Komisi Pertahanan, Sturman Panjaitan.
“Tugas mereka membahas bagaimana mempromosikan Mbak Puan dengan cara masing-masing,” ujarnya. Awal Juni lalu, Trimedya pernah menyentil Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang dinilainya kerap bermanuver untuk menjadi calon presiden. Pada saat yang bersamaan, ia memuji kiprah politik Puan Maharani.
Baca:…

Keywords: Ganjar PranowoPuan MaharaniMegawati SoekarnoputriUtut AdiantoPDIPBambang Pacul
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…