Healing: Olahraga, Rekreasi, Pemulihan Diri

Edisi: 6 Nove / Tanggal : 2022-11-06 / Halaman : / Rubrik : GH / Penulis :


KEGIATAN memulihkan diri dari gangguan kesehatan mental alias healing pada masyarakat urban mulai beragam. Pandemi Covid-19 yang membatasi kegiatan masyarakat membuat mereka menemukan sarana untuk mencari ketenangan dan katarsis diri selain berlibur atau jalan-jalan ke tempat jauh.
Salah satu yang belakangan ini kian populer sebagai sarana healing adalah olahraga. Sejumlah orang kembali aktif berolahraga setelah pandemi melandai. Selain sadar akan pentingnya hidup sehat secara fisik, mereka mulai memperhatikan kesehatan mental, terutama terkait dengan rasa bosan, lelah, cemas, juga stres. Berbagai jenis olahraga pun menjadi sarana pelepas kepenatan bagi mereka.
Psikiater dan penulis Nova Riyanti Yusuf, misalnya, kembali menekuni hobi olahraga tenis untuk menjaga kebugaran sekaligus melepas kepenatan. Bersama kakak dan iparnya, dia rutin bermain tenis di Lapangan Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, setiap akhir pekan. 
Dia menjelaskan, kehidupan sehari-hari dan pekerjaannya kerap menimbulkan rasa penat. Dia memanfaatkan setiap pukulan dalam bermain tenis untuk melepaskan emosi dan energi negatif.

Nova Riyanti Yusuf, Psikiater dan mantan anggota DPR, yang mulai bermain tenis lagi usai pandemi setiap akhir pekan di Lapangan Tenis Cilandak Town Square/Dok. Pribadi
“Cocok untuk katarsis karena aktivitasnya cepat dan mengeluarkan power yang kuat. Bisa sambil teriak juga,” kata Noriyu—sapaan akrab perempuan 45 tahun ini—saat ditemui di kediamannya, Rabu, 2 November lalu.
Padahal Noriyu mengaku sudah sangat jarang berolahraga sejak masa kuliah. Dia baru sempat bermain tenis sesekali ketika menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada 2009-2014 dan 2018-2019. Selama ini dia lebih berfokus pada pendidikan dan pekerjaan sebagai psikiater serta menulis buku.
“Saya mulai rutin lagi sekitar awal 2022. Selain energi yang keluar saat bermain, suasana yang penuh canda dan ceria itu benar-benar penghilang stres. Saya sekarang menyesal banget kalau Sabtu atau Minggu turun hujan sehingga tak bisa main tenis,” tuturnya.
Kesadaran akan kesehatan mental, menurut dia, memang makin kuat selama masa pandemi Covid-19. Selain kasus positif, selama periode tersebut muncul berbagai masalah kesehatan jiwa atau psikologis. Masyarakat mulai sadar bahwa beban pikiran dan mental tak boleh dipendam, melainkan harus dilepaskan dengan benar.
Noriyu mengatakan belum pernah terjangkit Covid-19. Namun periode penanganan pagebluk menyisakan pengalaman berat yang justru menggerogoti kesehatan mentalnya. Dia kehilangan anggota keluarga dan kerabat akibat infeksi virus corona.
Selain itu, selama periode tersebut dia selalu diliputi rasa cemas dan khawatir akan ancaman penyebaran virus. Meski masih ada kegiatan yang berjalan, mayoritas waktunya harus dihabiskan di dalam rumah. Sejumlah kebiasaan baru pun muncul, seperti rapat dan pertemuan secara daring.
“Kalau untuk katarsis, saya biasanya main tenis atau boxing. Tapi kadang ada permasalahan mental yang harus diselesaikan dengan menciptakan kondisi tenang dan rileks,” ujar Noriyu.

Anna Surti Ariani/www.instagram.com/annasurtinina
Dia juga sering memanfaatkan sejumlah jenis olahraga dan teknik meditasi untuk menenangkan pikiran. Beberapa yang rutin ia jalankan selama masa pandemi adalah yoga relaksasi,…

Keywords: GolfPandemi Covid-19Muay ThaiHealingNova Riyanti Yusuf
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Tak Terpisahkan Capek, Jazz, dan Bir
1993-10-02

Sejumlah eksekutif mencari dunia lain dengan mendatangi kafe. kafe yang menyuguhkan musik jazz jadi rebutan.…

A
AGAR MISS PULSA TIDAK KESEPIAN
1993-02-06

Pemakaian telepon genggam atau telepon jinjing kini tak hanya untuk bisnis tapi juga untuk ngobrol.…

I
INGIN LAIN DARI YANG LAIN
1992-02-01

Festival mobil gila dalam pesta otomotif 92 di surabaya akan diperlombakan mobil unik, nyentrik dan…