Hanya Bercanda
Edisi: 5 Febr / Tanggal : 2023-02-05 / Halaman : / Rubrik : BHS / Penulis :
UNGKAPAN “hanya bercanda” sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat. Ungkapan ini biasanya menjadi pagar (hedges) ketika sebuah lelucon justru menyinggung pihak lain. Dengan mengucapkan “hanya bercanda”, si penutur berusaha mengurangi atau bahkan membatalkan intensitas serangan dalam lelucon atau candaannya.
Namun strategi ini tidak selalu berhasil. Alih-alih membatalkan dampak tuturan, strategi ini justru menandai keengganan si penutur untuk bertanggung jawab terhadap isi tuturan. “Hanya bercanda” justru jadi semacam alat melimpahkan tanggung jawab dari penutur ke mitra tutur yang secara implisit dinilai tidak memahami lelucon atau bahkan kurang memiliki selera humor.
Variasi pagar “hanya bercanda” pun berlimpah. Dalam bentuk formal, biasanya diikuti apologi: maaf, hanya bercanda. Dalam bentuk yang lebih santai bisa berupa “cuma bercanda”, “bercanda doang”, atau “just kidding”. Dalam korpus bahasa Indonesia Leipzig Corpora, tercatat…
Keywords: Bahasa, kolom bahasa, KBBI, Makna Kata, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Pembantu: Dari Rumah Tangga sampai Presiden
2007-11-04Membantu dan menolong adalah contoh kata yang disebut bersinonim. keduanya dapat saling menggantikan: bisakah membantu/menolong…
Pusat Bahasa dan Sultan
2009-10-18Suatu waktu, cobalah anda membuka homepage resmi pusat bahasa departemen pendidikan nasional, www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. situs tersebut…
Metafor dalam Diplomasi
2009-09-06Sudah 10 tahun bekas provinsi termuda indonesia, timor timur, yang berintegrasi pada 17 juli 1976…