Mengapa Hobi Naik Sepeda Motor Ngetren Lagi

Edisi: 28 Mei / Tanggal : 2023-05-28 / Halaman : / Rubrik : GH / Penulis :


CINTA itu tumbuh setelah Anindya Kusuma Putri mengantongi izin dari orang tua untuk berkendara di sekitar kompleks perumahannya di Semarang saat masih kelas V sekolah dasar. Berbekal Honda Supra X, Puteri Indonesia 2015 itu langsung larut dalam pengalaman pertamanya dengan sepeda motor. “Meski belum punya surat izin mengemudi, aku sudah belajar motor karena kebutuhan di rumah, misalnya Mama minta anter ke pasar dan lain-lain,” kata Anindya kepada Tempo, Kamis, 25 Mei lalu.
Anin—sapaan akrab Anindya—satu di antara banyak figur publik perempuan yang menggeluti hobi berkendara sepeda motor dengan kapasitas mesin (cc) besar hingga trail. Perjumpaan Anin dengan sepeda motor trail bermula ketika dia ikut sebuah program bernama My Trip My Adventure di kawasan Dieng, Jawa Tengah.
Meski mampu mengendarai sepeda motor berkopling sejak sekolah menengah pertama, perempuan 31 tahun itu seperti menemukan tantangan baru: menerabas medan yang semuanya berat, dari tanah, pasir, lumpur, hingga alang-alang. Anin berkali-kali terjatuh ketika merasakan pengalaman pertama berkendara dengan sepeda motor trail.
“Itu justru bagian paling seru dalam menikmati olahraga tersebut. Setelah itu, aku jadi ketagihan,” ujar alumnus Universitas Diponegoro, Semarang, yang kerap berbagi keseruan dengan mengunggah foto dan video di akun Instagram-nya tersebut.
Anin pun kemudian mulai belajar teknik dasar dunia motor. Meski tak terlalu paham mesin, Anin mengerti kapan motor harus diganti businya, kapan diganti kampas remnya.
Anin menuturkan, untuk menikmati keseruan memacu kuda besi di medan berat, dia tak punya persiapan khusus. Kebiasaan olahraga yang sudah lama dia lakoni itu sangat membantu setiap pergerakan di arena tanah, kerikil, hingga lumpur. “Banyak pergerakan yang tidak bisa diukur, hanya dikira-kira. Jadi badan aku sudah biasa medan berat. Ya main trail pasti banyak jatuh, cuma bisa mengendalikan,” katanya. 
Untuk menjalani hobinya itu, Anin mengungkapkan, butuh biaya yang cukup mahal. Untuk sekali main, termasuk menyewa sepeda motor, dia harus merogoh kocek Rp 2-2,8 juta. Seperti saat dia bermain sepeda motor trail di kawasan Kintamani, Bali, pada Februari lalu. Saat itu, perempuan yang punya bisnis di Bali tersebut berbagi keseruan menerabas jalan tak beraspal bersama kliennya dari Eropa dan Amerika Serikat. 
Anin menambahkan, ia bisa menghabiskan waktu tiga-empat jam sekali main. Bahkan ia pernah menjajal keseruan bermain sepeda motor trail seharian penuh. Tak jarang dia harus menjajal berbagai medan sembari menikmati pemandangan alam yang ada.
Anin begitu larut antara perpaduan engine dan nature. “Masuk-keluar hutan, menerabas trek seperti kerikil, bukit, sampai basah-basahan itu seru,” tuturnya. “Karena aku suka alam. Meski treknya lebih susah, bermain di alam itu rendah polusi dan jalannya lebih lancar.”

•••
ASRI Pramawati terbahak ketika mengingat momen menerabas medan terjal di kawasan…

Keywords: Asri WelasHobiMaya ShevaSepeda MotorMotor Trail
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Tak Terpisahkan Capek, Jazz, dan Bir
1993-10-02

Sejumlah eksekutif mencari dunia lain dengan mendatangi kafe. kafe yang menyuguhkan musik jazz jadi rebutan.…

A
AGAR MISS PULSA TIDAK KESEPIAN
1993-02-06

Pemakaian telepon genggam atau telepon jinjing kini tak hanya untuk bisnis tapi juga untuk ngobrol.…

I
INGIN LAIN DARI YANG LAIN
1992-02-01

Festival mobil gila dalam pesta otomotif 92 di surabaya akan diperlombakan mobil unik, nyentrik dan…