Kisah Ibu Prani Melawan Dunia
Edisi: 5 Nove / Tanggal : 2023-11-05 / Halaman : / Rubrik : FL / Penulis :
MENGAPA pelajaran budi pekerti sudah absen dalam kurikulum pendidikan Indonesia? Ini pula yang digumamkan tokoh Tita (Prilly Latuconsina) ketika keadaan keluarganya jungkir balik karena satu peristiwa yang bergulir menjadi bola api tanpa kendali.
Syahdan, keluarga Siswoyo semula adalah keluarga sederhana yang menetap di pinggir Yogyakarta. Sang ibu, Prani (Sha Ine Febriyanti), adalah guru bimbingan dan konseling di sekolah menengah atas yang sedang mencalonkan diri untuk menjadi wakil kepala sekolah. Sang suami, Pak Didit (Dwi Sasono), tengah didera depresi akibat usahanya mengalami kegagalan beruntun di tengah amukan pandemi Covid-19 yang mengurung kita dalam kegelapan. Tita si sulung adalah anggota band independen yang lirik lagunya pengin menggugat sekaligus meraung. Sementara itu, Muklas, adik Tita, adalah segala yang kita kenal sebagai generasi Z: obsesif mengisi konten digital pada kanal yang dia namakan Muklas Animalus yang isinya tip menata emosi dan perasaan.
Persoalan muncul dari sesuatu yang sederhana saja. Bu Prani ingin membelikan suaminya kue putu kesukaannya. Kedua anaknya menolak permintaan sang ibu karena mereka semua merasa sibuk. Maka sang ibu, yang sebetulnya berada dalam keriuhan berkompetisi dengan calon lain untuk menjadi wakil kepala sekolah, akhirnya antre demi membeli kue putu legendaris Bu Rahayu itu. Saking larisnya, antrean memanjang dan setiap pembeli memborong puluhan kue putu. Satu lelaki menitip kepada seorang lelaki lain yang sedang antre.
Sejak awal, film ini sudah memperkenalkan Ibu Prani sebagai seorang ibu pembimbing konseling murid-murid bandel dan dia sungguh jago “meluruskan” mereka yang menggunakan kekerasan verbal dan fisik sebagai solusi hidup. Tentu saja “meluruskan” lelaki dewasa yang seenaknya menyerobot antrean seharusnya pekerjaan mudah bagi Prani. Karena itu, tak mengherankan jika Bu Prani menegurnya baik-baik agar si lelaki dewasa itu tidak menyerobot. Teguran disambut sikap…
Keywords: Media Sosial, Festival Film, Wregas Bhanuteja, Sha Ine Febriyanti, Film Budi Pekerti, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Sebuah Film untuk Mutiari dan Lain-Lain
1994-04-30Sutradara: jim sheridan. skenario: terry george, jim sheridan. aktor: daniel day-lewis, emma thomson, pete postlethwaite.…
Madonna, Kejujuran dan Ketelanjangan
1994-01-22Sutradara: alek keshishian. produksi: propaganda film. resensi oleh: leila s chudori
Robin Hood Pelesetan
1994-01-22Sutradara: mel brooks. skenario: mel brooks, evan chandler, david shapiro. pemain: cari elwes, richar lewis,…