Waria Yogya Dalam Festival Film Dokumenter Terbesar Amsterdam

Edisi: 10 Des / Tanggal : 2023-12-10 / Halaman : / Rubrik : FL / Penulis :


TATKALA pada November lalu belahan bumi utara memasuki musim rontok, banyak kegiatan berlangsung di dalam gedung. Maklum, menghindari udara yang makin dingin, orang lebih suka meriung di dalam rumah atau gedung. Salah satu perhelatan di dalamnya adalah International Documentary Film Amsterdam atau IDFA, yang pada tahun ini berlangsung selama 11 hari, 8-19 November lalu. Dalam IDFA edisi ke-35 ini diputar 300 lebih film dokumenter di hampir 30 lokasi pemutaran.
Pemutaran film tidak melulu gedung bioskop, juga di gedung pentas tonil Carré, misalnya. Tidak mungkin 300 film ditonton dalam sebelas hari. Peminat film dokumenter jelas harus memilih film-film mana yang akan ditonton. Tidaklah mengherankan jika IDFA dikenal sebagai festival film dokumenter terbesar dunia. 
Untuk ini, banyak pedoman yang bisa diikuti. IDFA, seperti terlihat dalam situs web mereka, menyajikan 20 klasifikasi dokumenter yang dapat ditonton. Penonton dapat memilih klasifikasi sendiri, termasuk menyaksikan sepuluh film retrospeksi karya Wan Bing, sineas Tiongkok yang tahun ini tampil sebagai tamu kehormatan. Patut dicatat, IDFA bukan hanya ditujukan bagi penonton dewasa. Penonton anak-anak dari yang berumur sembilan tahun hingga remaja juga memperoleh perhatian. Bagi mereka, tersedia klasifikasi tersendiri, termasuk empat film untuk kalangan remaja. 
Koran-koran besar Belanda, seperti NRC Handelsblad dan de Volkskrant, punya daftar sendiri film dokumenter yang direkomendasikan kepada pembaca. Bahkan harian de Volkskrant dan mingguan De Groene Amsterdammer menyelenggarakan hari-hari khusus pemutaran film-film pilihan kedua media ini. Pemutaran film dokumenter pilihan mingguan De Groene Amsterdammer berlangsung pada Sabtu, 18 November lalu. Seleksi ini mempertontonkan lima film sehari suntuk dari pagi sampai malam. Tak ketinggalan lima dokumenter itu diresensi di De Groene Amsterdammer edisi pekan lalu, ditambah beberapa dokumenter lain yang, walau tak dipilih, tetap layak ditonton. 
Yang tidak boleh dilupakan adalah beberapa lembaga penyiaran Belanda juga punya klasifikasi film dokumenter sendiri. Dua dari sepuluh lembaga penyiaran publik Belanda, NTR dan VPRO, menyelenggarakan hari penayangan sendiri. Lembaga penyiaran tertua VPRO, misalnya, menyelenggarakan sampai tiga kali pertunjukan khusus. Kemudian secara bersama-sama lembaga penyiaran publik Belanda juga menyelenggarakan hari pertunjukan khusus kepada para anggota mereka. Ciri khas lembaga penyiaran publik Belanda adalah anggota setiap lembaga menentukan lamanya jam tayang mereka, baik di stasiun televisi maupun radio publik. 
Publik Belanda memang dikenal sebagai penggemar film dokumenter, bahkan film dokumenter sudah menjadi sajian tetap di banyak gedung bioskop. Pada setiap daftar tayang film yang keluar saban Kamis di bioskop-bioskop (kota besar) Belanda selalu disajikan paling sedikit satu film dokumenter. Inilah salah satu alasan IDFA menjadi festival film dokumenter terbesar dunia. Sebuah penelitian pada September lalu menegaskan bahwa Belanda memiliki potensi besar di bidang film dokumenter dibanding dalam film cerita, baik dari segi pembuat film maupun penontonnya.
Dimulai pada 1988, IDFA merupakan kelanjutan festival film dokumenter Festikon yang selama seperempat abad lebih diselenggarakan di Kota Utrecht (Belanda tengah) oleh Institut Film Belanda atau NFI. Dengan bantuan beberapa sutradara terkenal film dokumenter Belanda, antara lain Joris Ivens dan Bert Haanstra, IDFA berlangsung di Amsterdam pada setiap November.
Edisi pertama berlangsung hanya selama tiga hari di beberapa gedung bioskop yang berada di sekitar Leidseplein, salah satu pusat keramaian Amsterdam. Sesuai dengan zamannya, dari 73 film dokumenter yang diputar pada…

Keywords: Joshua OppenheimerFestival FilmPondok Pesantren Waria Al-FatahFilm DokumenterIDFAFestival Film Dokumenter
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Sebuah Film untuk Mutiari dan Lain-Lain
1994-04-30

Sutradara: jim sheridan. skenario: terry george, jim sheridan. aktor: daniel day-lewis, emma thomson, pete postlethwaite.…

M
Madonna, Kejujuran dan Ketelanjangan
1994-01-22

Sutradara: alek keshishian. produksi: propaganda film. resensi oleh: leila s chudori

R
Robin Hood Pelesetan
1994-01-22

Sutradara: mel brooks. skenario: mel brooks, evan chandler, david shapiro. pemain: cari elwes, richar lewis,…