Bagaimana Lobi Wuling Dan Moeldoko Soal Charger Mobil Listrik
Edisi: 24 Des / Tanggal : 2023-12-24 / Halaman : / Rubrik : LAPUT / Penulis :
KEPALA Staf Kepresidenan Moeldoko geleng-geleng. Sudah lima bulan lebih sejumlah surat yang ia layangkan ke beberapa kementerian dan lembaga pemerintah tak berbalas. Salah satunya surat untuk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif. “Sudah lama,” mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia itu bercerita kepada Tempo pada 21 Desember 2023.
Dalam surat bertanggal 17 Juli 2023 itu, Moeldoko sebagai Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) meminta Menteri Arifin membantu menambahkan jenis saluran pengisi daya atau charging port mobil listrik. Moeldoko meminta charging port jenis GB/T dimasukkan ke Standar Nasional Indonesia (SNI). Alasannya, hal itu sesuai dengan rencana pengembangan ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai serta sejalan dengan program percepatan elektrifikasi kendaraan. Surat itu ditembuskan kepada Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi serta Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Surat itu adalah tindak lanjut keluhan anggota Periklindo, antara lain Wuling Motors Indonesia. Produsen otomotif asal Cina itu tengah menghadapi masalah karena charger atau alat pengisi daya untuk produk kendaraan listriknya belum masuk SNI. “Di lapangan (Wuling) banyak dipakai, tapi kenapa charger GB/T tidak masuk SNI?” kata Sekretaris Jenderal Periklindo Tenggono Chuandra Phoa. Tenggono adalah pengurus Periklindo yang juga mewakili Wuling.
Charger mobil listrik model GB/T di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) milik Utomo Charger di Jakarta, September 2023. Tempo/Tony Hartawan
Charger GB/T atau Guóbiao/Tuijiàn banyak digunakan di Cina. Sedangkan di Indonesia, charging port yang tersedia di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) adalah tipe 2 AC charging yang umum digunakan di Eropa. Dua jenis port lain yang tersedia di SPKLU adalah DC charging CHArge de MOve atau CHAdeMO, yang biasa dipakai untuk kendaraan listrik di Jepang, dan DC charging combo tipe combined charging system 2 atau CCS2 yang digunakan mobil listrik buatan Eropa, seperti BMW.
Agar mobil listrik buatannya bisa diisi di SPKLU, Wuling melengkapi konsumennya dengan alat penghubung atau charging connector. Alat ini menjadi semacam perantara port atau soket GB/T dengan CCS2 atau port lain. Tapi pemakaian alat tersebut membuat pengisian daya tidak optimal karena ada daya listrik yang hilang. Karena itu, Wuling berupaya keras agar port GB/T bisa masuk atau diakui dalam daftar SNI sehingga akan banyak SPKLU yang menyediakan pengisi daya tipe ini.
Untuk memuluskan langkah tersebut, Wuling melambung ke Moeldoko. Pada 6 Juli 2023, Presiden Direktur PT SAIC General Motors Wuling (SGMW) Motor Indonesia Shi Guoyong mengirim surat kepada Moeldoko karena upaya yang sudah mereka lakukan…
Keywords: Mobil Listrik, SNI, Moeldoko, Kendaraan Listrik, Charging Station, Wuling, Charger, Charger Mobil Listrik, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…