Cara Jokowi Meredam Hak Angket Dpr Tentang Kecurangan Pemilu
Edisi: 25 Feb / Tanggal : 2024-02-25 / Halaman : / Rubrik : LAPUT / Penulis :
PANGGILAN telepon dari protokoler kepresidenan membuat Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh bergegas menaiki helikopter pribadinya. Pada Ahad sore, 18 Februari 2024, itu, pejabat di seberang telepon mengabarkan Presiden Joko Widodo ingin menemuinya. Hari-hari itu muncul rencana penggunaan hak angket kecurangan Pemilu atau Pemilihan Umum 2024 di Dewan Perwakilan Rakyat. NasDem salah satu partai yang mendukung hak penyelidikan DPR itu.Kegiatan Surya bersantai bersama sejumlah politikus NasDem di pulau pribadinya, Kaliage, Kepulauan Seribu, Jakarta, pun berakhir. Helikopter membawanya ke landasan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, sekitar pukul 17.30. Menaiki mobil Lexus hitam, Surya melaju ke Istana Negara. Di ruang tamu presiden, Jokowi sudah menunggunya.
Dalam pertemuan dengan suguhan bakso itu, Jokowi meminta Surya menerima hasil pemilihan presiden. Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei dan Komisi Pemilihan Umum menunjukkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendapat lebih dari 55 persen suara. Mereka mengalahkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang diusung NasDem.
Ketua umum Partai Nasdem, Surya Paloh memberikan keterangan kepada awak media setelah melakukan pertemuan tertutup, di Wisma Nusantara, Jakarta, 23 Februari 2024. Tempo/Imam Sukamto
Isi pertemuan selama satu jam antara Surya Paloh dan Jokowi itu dibenarkan oleh Sekretaris Jenderal NasDem Hermawi Taslim. “Presiden menyampaikan bahwa pemilu sudah selesai. Tak perlu terpecah atau ada perlawanan,” ujarnya kepada Tempo di kantor partainya di Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu, 21 Februari 2024. Hermawi mendengar langsung isi pertemuan tersebut dari Surya.
Tak hanya meminta Surya menerima hasil pilpres 2024, Jokowi juga meminta bos Media Group itu mau membawa NasDem bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran. Alasannya: demi kepentingan negara. NasDem telah lebih dari sembilan tahun berada dalam koalisi pemerintahan sejak Jokowi memerintah pada 2014.Kepada Jokowi, Surya menyatakan partainya masih menunggu hasil rekapitulasi suara manual oleh KPU. Ia menyiratkan bahwa langkah-langkah yang sudah diputuskan oleh Koalisi Perubahan akan terus berjalan. Koalisi pendukung Anies-Muhaimin pun masih utuh dan belum bercempera.
Presiden Joko Widodo didampingi Menhan Prabowo Subianto meresmikan Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara Panglima Besar Soedirman di Jakarta, 19 Februari 2024. Tempo/Subekti
Dua hari sebelum pertemuan di Istana Negara, 16 Februari 2024, koalisi pendukung Anies-Muhaimin bersepakat menggulirkan hak angket. Tujuannya, membongkar dugaan kecurangan pemilihan presiden. Selain NasDem, ada Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Keadilan Sejahtera di Koalisi Perubahan. Koalisi pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud Md. yang terdiri atas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan pun berancang-ancang menggulirkan hak angket. Mereka menengarai terjadi kecurangan yang melibatkan Presiden. Misalnya pengerahan lembaga negara dan pembagian bantuan sosial secara masif menjelang pilpres 2024.Kepada wartawan, Jokowi menyampaikan bahwa perjumpaannya dengan Surya untuk membuka jalur komunikasi dengan semua partai. “Saya ingin menjadi jembatan untuk semuanya,” kata Jokowi pada Senin, 19 Februari 2024, di Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara Panglima Besar Jenderal Soedirman, Jakarta Selatan.Sedangkan Surya Paloh mengaku pertemuan itu mendiskusikan hal-hal ringan. “Membahas masalah makan malam, membicarakan keadaan, perkembangan, dan situasi yang ada,” ujar Surya di Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Jumat, 23 Februari 2024.Sebelum mengundang Surya Paloh, Presiden mengutus Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menemui mantan politikus Partai Golkar itu. Pertemuan mereka digelar di Wisma Nusantara pada…
Keywords: Jokowi, Hak Angket, Pemilu 2024, Bahlil Lahadalia, Pilpres 2024, Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran, Ganjar-Mahfud, Kecurangan Pemilu, Hak Angket Kecurangan Pemilu, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…