Benarkah Rambut Yang Diuji Dna Oleh Brin Punya Harimau Jawa Yang Telah Punah?
Edisi: 28 Apr / Tanggal : 2024-04-28 / Halaman : / Rubrik : ILT / Penulis :
MENDAPATKAN PANGGILAN telepon dari staf Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat, Wirdateti tidak menyangka sampel yang bakal ia terima merupakan seutas rambut yang diduga dari harimau Jawa (Panthera tigris sondaica). “Dia hanya bilang, ‘Ini kami ada sampel, mungkin harimau. Tolong diidentifikasi’,” kata Wirdateti menceritakan pengalamannya dua tahun lalu saat ditemui di laboratorium reproduksi, Museum Zoologicum Bogoriense di Kawasan Sains Terpadu Soekarno, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin, 22 April 2024.
Wirdateti, ahli peneliti utama pada Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), biasa menerima order mengidentifikasi sampel sitaan dari kepolisian atau tempat karantina. Terakhir kali ia mengidentifikasi awetan harimau yang disita Kepolisian Resor Kota Besar Bandung dari kolektor. Terkadang sampel seperti tulang, gading, kulit, dan tanduk itu sudah bercampur, bahkan sudah berbentuk produk semacam pipa rokok atau bahan racikan. “Mengambil DNA dari rambut termasuk yang susah,” tuturnya.
Sebulan belakangan, Wirdateti menjadi pemberitaan media massa. Pasalnya, hasil analisis asam deoksiribonukleat (DNA) yang dilakukannya terhadap sehelai rambut kiriman BKSDA Jawa Barat itu diklaim milik harimau Jawa. Padahal satwa yang di Tanah Sunda dipanggil maung itu telah dinyatakan punah oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) pada 2008. Wirdateti optimistis terhadap sampel yang ia analisis karena berupa sampel segar yang masih memiliki folikel. “Sampel rambut sangat sulit diambil dari spesimen karena folikelnya tertanam di kulit yang diawetkan.”
Dalam makalah berjudul “Is the Javan tiger Panthera tigris sondaica extant? DNA analysis of a recent hair sample”, Wirdateti membandingkan sekuens DNA dari sampel rambut tersebut dengan sekuens DNA yang diambil dari spesimen harimau Jawa dari Banyuwangi, Jawa Timur, yang dikoleksi oleh A. Ledeboer pada 9 April 1930 dan tersimpan di Museum Zoologicum Bogoriense (MZB). Ia juga membandingkannya dengan sekuens beberapa subspesies harimau di Genbank milik National Center for Biotechnology Information (NCBI), dan macan tutul Jawa sebagai kontrol.
Baca Juga:
Misteri Auman Mbah Loreng
Mengintip Jejak Harimau Jawa
Menurut Wirdateti, berdasarkan pohon filogenetik, sampel rambut yang diduga milik harimau Jawa itu masuk kelompok yang sama dengan spesimen harimau Jawa MZB, tapi berbeda dengan subspesies harimau lain dan macan tutul Jawa. “Rambut yang diduga milik harimau Jawa mempunyai kemiripan sekuens sebesar 97,06 persen dengan harimau Sumatera. Adapun spesimen harimau Jawa MZB mempunyai kemiripan sebesar 98,23 persen dengan harimau Sumatera.”
Penelitian Wirdateti bersama koleganya yang terbit di jurnal Oryx milik penerbit Cambridge University Press, Inggris, pada 21 Maret 2024 ini memunculkan kontroversi. Yang paling telak adalah sanggahan dari peneliti Peking University, Cina, Shu-Jin Luo, yang mengirimkan publikasi short communication ke repositori makalah pracetak bioRxiv pada 11 April 2024. Shu-Jin mempermasalahkan pemakluman Wirdateti ihwal maung mungkin masih ada.
Menurut Shu-Jin, ada tiga isu yang dipersoalkan dalam studi Wirdateti. Pertama, sekuens yang diperoleh bukan segmen DNA mitokondria (mtDNA) harimau asli.…
Keywords: BKSDA, BRIN, DNA, Harimau, Harimau Sumatera, IUCN, Jawa Barat, Harimau Jawa, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ekornya pun Bisa Menembak
1994-05-14Dalam soal ekonomi, rusia bisa dikelompokkan terbelakang. tapi teknologi tempurnya tetap menggetarkan barat. kini rusia…
Ia Tak Digerakkan Remote Control
1994-04-16Seekor belalang aneh ditemukan seorang mahasiswa di jakarta. bentuknya mirip daun jambu. semula ada yang…
Pasukan Romawi pun Sampai ke Cina
1994-02-05Di sebuan kota kecil li-jien, di cina, ditemukan bukti bahwa pasukan romawi pernah bermukim di…