Blog!

Pertarungan Antara Pendukung Arema dan Persebaya di Luar Lapangan

Rivalitas kesebalasan bertetangga di Jawa Timur ini sudah berlangsung lama. Terlebih ditambah dengan bentrokan-bentrokan antara pendukung bila Persebaya dan Arema bertemu. Keduanya, Aremania dan Bonek menjadi pendukung militan kemanapun kesebelasannya bermain.

Seporter benar-benar pemain ke-12. Mereka ikut menentukan ritme pertandingan di lapangan, dengan dukungan dan yel yang memompa semangat para pemain. Mereka juga bisa ikut tersulut atau menyulut emosi pemain akibat rivalitas yang keras.

Datatempo mencatat sejumlah kejadian yang melibatkan kedua pendukung kerap membuat korban berjatuhan. Sejarah pertandingan dua klub utama Jawa Timur ini juga kami sertakan.

26 Desember 1995

Tempat: Malang

Saat itu Persebaya melawan Persema Malang dalam laga Liga Indonesia 1995/1996 yang berakhir dengan skor 1-1, suporter Persema, tak puas hingga memicu kemarahan. Bus yang ditumpangi pemain Persebaya yang akan pulang menuju Surabaya tiba-tiba dihentikan oleh Ngalamania. Mereka memecahkan kaca bus hingga salah satu pemain Persebaya, M Nurkiman, terkena pecahan kaca di mata kirinya hingga mengalami cacat permanen. Akibat kejadian itu, disinyalir menjadi cerita awal rivalitas antara suporter Persebaya dan Aremania, karena Persema merupakan saudara tua dari klub Arema.

9 Maret 2013

Tempat: Tol Simo

Peristiwa ini diawali dengan kedatangan Aremania ke Gresik untuk menonton laga melawan Persegres. Aremania yang konvoi dengan 17 bus dilempari batu oleh orang yang mengenakan atribut Bonek saat melintas ruas Tol Surabaya-Gresik, aksi pelemparan tidak menimbulkan bentrok. Namun Erik Setiawan yang berumur 17 tahun menggunakan atribut suporter Bonek di Stadion Tridarma, Gresik, dipukuli massa hingga akhirnya tewas. Erik diduga menjadi korban salah sasaran kebrutalan massa beratribut Aremania.  Setelah pertandingan usai, ratusan Bonek berkumpul di Jalan Tol Simo menunggu Aremania melintas dengan sweeping terhadap mobil berplat N asal Malang. Kesal terhadap ulah Bonek, kepolisian memberlakukan \"puasa bola\" di Surabaya. Mulai Selasa pekan lalu hingga waktu yang tidak ditentukan, kepolisian secara resmi melarang pertandingan sepak bola di Kota Pahlawan. 

19 Desember 2015

Tempat: Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Sabtu Pagi.

Kala itu rombongan Aremania, sebutan pendukung Arema Malang, sebanyak 34 orang menumpang bus pariwisata dari Malang menuju Sleman, Yogyakarta, untuk menonton timnya berlaga. Secara kebetulan rombongan pendukung Persebaya Surabaya, Bonek, juga melintas dengan menumpang empat truk. Rombongan Bonek turun dari kendaraan dan langsung menyerang pendukung Arema. Ratusan Bonek melempari bus Aremania dengan batu, seorang Aremania, Eko Prasetyo, ditarik keluar bus kemudian dipukuli dengan batu. Korban mengalami luka di bagian kepala dan meninggal di tempat.

Pada lokasi yang lain, satu rombongan Aremania yang berjumlah tujuh orang menumpang Suzuki Carry juga diserang rombongan Bonek saat tiba di Nglorok, Sragen. Aremania dapat berlarian menyelamatkan diri, sedangkan sopir Suzuki Carry, Slamet, ditarik keluar dan dikeroyok Bonek, kemudian meninggal di rumah sakit.

18 Februari 2020

Tempat: Blitar, Jawa Timur.

Penpel Piala Gubernur Jatim 2020 memindahkan lokasi pertandingan dari Stadion Kanjuruhan, Malang, ke Blitar guna menghindari bentrokan antara Aremania dan Bonek pada pertandingan semifinal.  Akhirnya pertandingan digelar tanpa penonton, namun kedua pendukung nekat pergi ke Blitar untuk menyaksikan pertandingan.  Kedua suporter Persebaya dan Arema berangkat ke Blitar hingga akhirnya bentrokan terjadi di dua lokasi, yakni di persimpangan Dawuhan, Kepanjen Kidul, Kota Blitar. Terjadi pembakaran kendaraan bermotor di persimpangan jalan Desa Dawuhan. Pertandingan itu dimenangkan oleh Persebaya dengan skor 4-2.

Sejarah Pertemuan Arema dan Persebaya

Sumber Diolah : Tempo,Wearearemania

PDAT | Ivan Surya Pratama