2022-05-30 06:50:47 Sejarah Aktual

Ancol Dari Balapan Jalanan Sampai Formula E

Sirkuit Ancol ketika mulai dihidupkan lagi pada 1982 disambut antusias walaupun ada kekurangan khas Indonesia. Dengan lebar 12 m sepanjang 4,7 km, Sirkuit Ancol mendapat pujian dari pembalap. Mereka mengacungkan jempol. Hanya saja, soal pengamanan pada penonton belum bisa diandalkan. Masih ada penonton berada kurang 6 meter dari pinggir sirkuit, dan hanya diamankan sebuah pagar kawat.

Dari segi pembalap juga ada keunikan sendiri ketika ajang balap tahun 1971, seperti diceritakan Majalah Tempo: Berbeda dengan luar negeri, katakanlah Singapura atau Malaysia, balap mobil di Indonesia sebaliknja merupakan atjara pelengkap. Para penggemar "olahraga" balap mobil didjalan-djalan raja nampaknja tidak tertarik untuk terdjun ke Sirkuit Antjol. Dalam National Championship 1971-Mobil, kembali tampil muka-muka lama seperti Beng Soeswanto, Karsono, Husein M. Brata dan Jaques de Steur.

Berbitjara mengenai pengebutan bendera hitam dan masuknja publik kerena Sirkuit tegas komentarnja bahwa "seluruh official perlombaan harus digantung", tetapi tambahnja: "mengingat balap mobil di sini masih dalam taraf permulaan, kelalaian mereka dapat dimainkan". Satu hal jang mejakinkan dan sudah barang tentu mendjadi kenjataan jang tak terbantah pembalap Beng Siswanto berhasilnja ia mengedjar ketinggalan dalam djarak 2 lap terakhir.

Sirkuit Ancol dahulu berhasil menjadi tempat memuaskan hasrat menonton arena balap resmi daripada ajang balap liar di jalan.

Cerita senggolan di Sirkuit Ancol tempo doeloe itu bisa dibaca di Arsip Teks Majalah Tempo berikut ini:     Artikel Senggolan di Sirkuit Ancol

Sedangkan foto-foto ajang lomba di Sirkuit Ancol : Foto Balapan di Sirkuit Ancol

 

PDAT/PDAT

Alamat
PDAT Gedung Tempo Jl. Palmerah Barat No. 8 Jakarta 12210

Kontak
Phone / Fax: 62-21 536 0409 (ext. 321) / 62-21 536 0408 WA : 62 838 9392 0723 Email : pdat@tempo.co.id