Siti Hartati Murdaya


Berkat bimbingan neneknya, masa remaja Hartati banyak dihabiskan di vihara untuk belajar agama Buddha. Di saat teman-temannya sepulang sekolah jalan-jalan atau nonton, kenangnya, “Saya langsung ke vihara.” Kegiatan utamanya di vihara adalah mengaji dan melakukan meditasi, selain menyapu, mengepel, membersihkan altar, dan mencuci baju bhiksu. “Saya mengikuti dengan serius ajaran guru agung Buddha Gautama,” paparnya. Karena itu, anak Jakarta ini bercita-cita jadi bhiksu, sampai ia sempat mendalami agama sampai ke Sri Langka.



Sayang, orangtuanya tidak merestui anak sulung dari tujuh bersaudara ini menjadi rohaniawan agama Buddha. Malahan sang ibu mengajarinya cara dan filosofi berdagang. Awalnya Hartati mencatat bahan-bahan bangunan yang dibeli. Itu sekitar 1960-an, saat ia duduk di bangku SMP. Dari situ, muncul kesukaan pada pembukuan. Sesekali ia dipercaya sebagai mandor. Oleh ayahnya, Tuan Tjakra Bhudi—mantan wartawan yang kemudian beralih menjadi pengusaha perkayuan— iai diperkirakan akan menjadi pengusaha sukses di kemudian hari. Sang ayah juga…