Afan Gaffar


Meskipun ibunya buta huruf (Latin) dan ayahnya cuma pegawai di kantor pendidikan setempat, kehidupan masa kecil Affan Gafar dalam suasana intelektualitas. Ayahnya, Ahmad Daeng Ta’asia, juga memiliki toko buku terlengkap di kota kelahiran Affan di Tente, Bima, Nusatenggarabarat. Di sana dijual buku-buku agama (Islam), ilmiah dan sastra. “Saya sering membaca buku-buku sastra,“ kata Prof. Drs. Affan Gafar, MA, PhD., pengajar dan pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.



Melihat jabatan dan gelar yang disandangnya, kita tak akan menyangka betapa bersahajanya kehidupan masa kecil dan remaja Affan Gafar. Karena di Tente pada 1960-an tidak ada SMP, ia harus bersekolah di Bima-Raba, dan untuk mencapainya ia harus berjalan kaki sejauh lima kilometer.



Sejak SMA, anak kesepuluh dari sebelas bersaudara ini juga harus membiayai sekolahnya sendiri. Ini gara-gara perbedaan keinginan antara ibunya, Hamimah binti Haji Yusuf, dan Affan. Kalau sang ibu menginginkan anaknya…