
Alfons Taryadi
Seluruh hidup Alfons Taryadi sepertinya diabdikan untuk dunia perbukuan. Mulai dari menerjemahkan buku, menulis atau mengedit buku, aktif di Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), sampai menjadi direktur utama di penerbitan besar, Gramedia. Pensiun dari Gramedia, 1996, ia masih berkutat pada perbukuan. Selain menjadi Ketua I Dewan Pertimbangan Ikapi dan Koordinator Program Pustaka Ikapi-Ford Foundation, ia sedang menggagas Dewan Buku Nasional bersama Menteri Pendidikan Nasional.
Ketika pensiun dari Gramedia, ia minta pesangon berupa perpustakaan. Oleh Jacob Oetama, pendiri dan pucuk pimpinan Kelompok Kompas-Gramedia, permintaan itu dipenuhi. Di samping rumah Alfons dibuatkan perpustakaan dan kebun. Dengan demikian, Alfons bisa menyalurkan hobi: membaca, menulis, dan merawat anggrek. Saat ini, pria yang menguasai empat bahasa asing ini rajin menerjemahkan buku spiritual new age, semacam novel-novel James Redfield. Menerjemahkan buku-buku bagus, kata Alfons, sekalian untuk sarana belajar style.
Walau berasal dari keluarga kurang berada, dan ayahnya tak tamat…