
Anton Bachrul Alam
Sewaktu masih anak-anak dan remaja, Anton takut pada polisi. Apalagi saat SMP, karena ia suka berkelahi; bahkan pernah menggigit pipi lawannya hingga cacat. “Kalau dilaporkan, saya bisa ditangkap polisi,” kenang Anton. Lantaran sering menyaksikan polisi berlaku kasar di acara hiburan, Anton pun membenci profesi hamba hukum ini.
Anton melewatkan masa kecil di kota kelahirannya, Mojokerto, Jawa Timur. Masa kanak-kanak yang suram. Ayahnya, B. Burhan, anggota TNI Angkatan Darat berpangkat sersan dua waktu Anton berusia enam tahun. Kondisi ekonomi pas-pasan. Kelas 4 SD, ia dititipkan di keluarga pakde-nya selama satu tahun, karena ayahnya sekolah untuk kenaikan pangkat. Selain jauh dari orangtua, Anton dibedakan dengan saudara-saudara sepupunya. Ia biasa menumbuk padi untuk makan anak-anak pakde-nya. Ia sendiri makan nasi jagung.
Untuk mendapatkan uang, malam-malam Anton bekerja di rumah tetangga mengupas kacang. Akibatnya waktu belajarnya berkurang, Anton pernah tidak naik kelas. Sempat dihukum…