
Slamet Soebijanto
Belum genap satu bulan menempati jabatan Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Madya TNI Slamet Soebijanto dihadapkan pada tugas serius berkaitan dengan sengketa Indonesia-Malaysia dalam perebutan Blok Ambalat. Malaysia mengklaim wilayah perairan di Laut Sulawesi yang kaya minyak itu sebagai wilayahnya, meski Indonesia sudah mengebor minyak di sana sejak 1967.
Situasi makin memanas, Slamet Soebijanto segera mengirimkan tujuh kapal perang AL di kawasan tersebut. Suatu tindakan untuk langkah antisipatif saja, bukan untuk memulai perang. Mantan komandan berbagai kapal perang ini cukup tenang menghadapi krisis ini. “Kita harus memberi pengertian kepada Malaysia bahwa menurut hukum internasional, kita adalah pemilik sah wilayah itu,” ujarnya.
Slamet kelahiran Mojokerto, Jawa Timur, 4 Juni 1951. Setelah menyelesaikan SMA pada 1969, ia melanjutkan ke Akademi Angkatan Laut, Surabaya. Lulus dengan pangkat letnan dua, Slamet mengawali karir militernya pada 1974. Tugas pertamanya adalah Kepala Seksi Navigasi di KRI Thamrin. Selama 17…