HENRIETTE MARIANNE KATOPPO


''Saya sering dikatakan musuh Kartini,'' kata Marianne. Mungkin karena gadis ini pernah mengatakan, jasa Kartini tidak sebesar seperti yang sudah sering dikatakan orang. Sebenarnya, ''Saya sendiri kagum pada Kartini, terutama kesederhanaannya,'' ujar Marianne.

Tampaknya, ia banyak sependapat dengan Psikolog Erich Fromm. ''Kita semestinya jangan cenderung mementingkan to have, tetapi to be. Pemimpin agama-agama besar juga selalu menekankan to be, bukan to have,'' katanya.

Untuk itu, di samping rajin berseminar di dalam dan luar negeri, ia rajin menulis, terutama novel. ''Sebab, saya rasa, bentuk fiksi adalah cara yang bagus untuk mengungkapkan pemikiran, ide, cita-cita, dan impian kita,'' katanya, suatu kali. Novelnya yang terkenal, antara lain, Raumanen, dan Rumah di Atas Jembatan.Raumenen memenangkan sayembara penulisan novel Dewan Kesenian Jakarta, 1975, lalu memperoleh hadiah Yayasan Buku Utama, 1977. Dan melalui novel itu pula, Marianne memenangkan SEA Write, hadiah sastra untuk sastrawan Asia Tenggara yang panitianya…