IMAN CHAERUL UMAM


Sekali waktu, Sutradara D. Djajakusuma memintanya mengisi suara (dubbing) sebuah film. Biasa main band di SMA, Chaerul Umam tidak kikuk menghadapi mikrofon. ''Eh, tak tahunya dibayar,'' katanya. Jumlah bayaran sama dengan bila ia sekali main drama -- yang latihannya berbulan-bulan. ''Pikiran saya waktu itu, enak benar jadi orang film, duitnya banyak.''



Promosinya sebagai sutradara juga tanpa sengaja. Pada 1975, Asrul Sani menangani film Tiga Sekawan, produksi Kwartet Jaya pimpinan Eddy Sud. Dua minggu sebelum shooting, Asrul mendadak mengundurkan diri. Tiga sutradara -- Misbach Jusa Biran, Wahju Sihombing, dan Nya Abas Acub -- diminta menggantikannya. Semua menolak. Acub malah mengusulkan Chaerul, yang memang pernah melamar, sebagai pengganti Asrul. ''Dan jadilah saya sutradara,'' tutur anak Tegal, yang biasa dipanggil Mamang ini.



Anak opseter ini dididik dalam ketaatan beragama oleh ibunya, seorang muballighat. Walaupun bercita-cita menjadi polisi, si kecil Mamang gemar berteater di…