
IMAN EMMANUEL GINTING MALIK (EL MANIK)
Empat tahun luntang-lantung di Jakarta, 15 tahun main film, berkali-kali menjadi nominator FFI, baru beberapa tahun ini El Manik memperoleh keberuntungan. Meraih dua Piala Citra pada 1979 dan 1984, Juni 1985 ia dinyatakan sebagai pemeran pembantu pria terbaik dalam Festival Film Asia Pasifik ke-30 di Tokyo. Dan, pada FFI 1985 di Bandung ia juga meraih Citra untuk pemeran pembantu pria terbaik melalui film Carok.
Tamat SPG di Binjai, 1969, Iman Emmanuel Ginting Manik merantau ke Surabaya. Bukan hendak menjadi guru, seperti profesi ayahnya, tetapi membuka studio foto, yang ternyata cukup berhasil. Namun, masih saja anak ketiga dari empat bersaudara itu tergoda mengikuti tes Lembaga Pendidikan Musik & Film di Jakarta. ''Lulus nomor satu,'' tutur El Manik, yang mengikuti tes film.
Sambil menunggu panggilan, El Manik pulang ke Surabaya untuk menjual peralatan studionya. Tetapi, setelah kembali ke Jakarta, ia tidak berhasil…