WIDARTI GOENAWAN


Setiap hari, Widarti Goenawan -- pemimpin redaksi majalah Femina -- berangkat kerja pukul 6 pagi. Mbak Arti, panggilan akrabnya, tidak langsung menuju kantornya Kuningan, Jakarta. Dari rumah, di bilangan Pulo Mas, ia lebih dahulu ke Hotel Mandarin: berolah raga di health center hotel tersebut. Paling tidak, ''Dalam seminggu saya main squash sebanyak lima kali,'' katanya. Jabatannya di Gaya Favorit Pers -- penerbit Femina, Gadis, dan Ayahbunda -- selain sebagai pemimpin redaksi Femina adalah sebagai wakil pemimpin umum.



Riwayatnya dahulu, Femina terbit atas hasil prakarsa tiga orang nyonya, yaitu ia sendiri, Ny. Mirta Kartohadiprodjo, dan Ny. Atika Makarim. Mereka, para ibu yang gemar membaca majalah- majalah wanita berbahasa asing itu, menyadari perlunya majalah semacam itu dalam bahasa Indonesia. Modal pertama Rp 25 juta didapat dari keluarga Sutan Takdir Alisjahbana. Mirta memang anggota keluarga Takdir.



Pertama terbit (1972) beroplah 10 ribu eksemplar.…