
THEE KIAN WIE
Ayahnya, The Tjoen Giap, seorang guru. Bekas Direktur SMEA Jalan Batu, Jakarta, itu kerap membawa pulang buku sejarah. Itulah yang kemudian dilahap Thee Kian Wie, si sulung bersaudara dua orang, begitu ia bisa membaca. Sejak itu Kian Wie berangan-angan mengunjungi tempat-tempat bersejarah.
Ketika Jepang masuk, bersama ibu dan dua adiknya Kian Wie mengungsi ke Cibadak, Jawa Barat. Tetapi, tidak lama. Begitu merasa agak aman, mereka kembali ke Jakarta, dan menemukan sang ayah menganggur. Soalnya, Tjoen Giap menolak mengajar di sekolah Jepang. Terpaksa ibunya berjualan.
Di SMA, Kian Wie membenci pelajaran kimia organik. Ia lebih menyukai fisika, biologi, matematika, dan secara istimewa: sejarah. Sayangnya, ketika Wie lulus SMA, 1952, di Fakultas Sastra UI belum ada jurusan sejarah. Ia lalu masuk Fakultas Ekonomi.
Ternyata, justru di bidang ekonomi kariernya sukses. Sambil menjadi dosen, Thee Kian Wie peneliti…