
TUDJIMAH
Ia masih aktif sebagai Ketua Jurusan Sastra Semit Fakultas Sastra UI. Tugas-tugas rutinnya selaku ilmuwan dan dosen tetap berjalan: mengajar, membimbing skripsi, menguji mahasiswa, dan membaca buku. Padahal, penglihatan Tudjimah sudah lama redam.
Wanita kelahiran Kotagede, Yogyakarta, ini mulai menderita rabun malam ketika mengajar di SMP Putri Muhammadiyah -- pekerjaan yang dilakukannya sambil kuliah di Fakultas Sastra Jurusan Sastra Timur UGM. Rampung pada 1950, ia kemudian mengambil B.A. pada School of Oriental Studies di Kairo, Mesir. Dalam keadaan mulai buta, Tudjim -- panggilan akrabnya -- meraih gelar doktor dari UI, 1961. Disertasinya berjudul Asrap8r al Insap8n fi Ma'rifat al-Rup8h wa'l-Rahmap8n (Rahasia Manusia dalam Pengetahuannya tentang Roh dan Tuhan). Bergelar profesor sejak 1963, ia ahli yang terbilang langka dalam bidang bahasa Arab.
''Bahasa Arab memang bidang yang saya geluti sejak bocah,'' tutur Tudjimah, yang lahir di lingkungan keluarga Islam yang saleh -- dari…