KUNTO WIBISONO SISWOMIHARDJO


Ketika masih duduk di HIS (SD) di Purworejo, Jawa Tengah, Koento berangan-angan suatu kali pergi ke Negeri Belanda. Berawal dari cerita guru geografinya tentang Negeri Kincir Angin itu, ''Saya ingat betapa kagumnya saya akan cerita tentang air laut yang dibendung, bunga tulip yang indah, atau selokan yang tidak ada sampahnya,'' katanya.



Angan-angan itu dipendamnya, tentu. ''Saya lahir dari keluarga sederhana. Jadi, keinginan ke Negeri Belanda saya anggap ilusi saja,'' ujar anak kedelapan dari 10 bersaudara petugas pembukuan ringan jawatan pekerjaan umum di zaman Belanda itu. Tetapi, berkat dorongan ayahnya, sampai juga Koento ke Fakultas Hukum, Ekonomi dan Sosial Politik UGM, Yogyakarta. Ia memilih Jurusan Sosial Politik.



Waktu itu, yang menjadi guru besar filsafat adalah Almarhum Prof. Dr. Notonagoro, ahli filsafat Pancasila. Orang yang dinilainya amat pintar, sederhana, dan tidak pernah marah itu sangat dikaguminya -- malah keduanya belakangan bersahabat. Dari…