
KUNTOWIJOYO
Ketika belajar di madrasah, Kunto kecil kagum kepada Ustad Mustajab, guru mengajinya. ''Ia bisa menerangkan peristiwa tarikh (sejarah Islam) secara dramatik, menghanyutkan para murid seolah ikut mengalami peristiwa itu,'' tuturnya. Ditambah bimbingan Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo ketika kuliah di UGM Yogyakarta, Kuntowijoyo akhirnya menjadi ahli sejarah -- di samping pengarang.
Anak kedua dari sembilan bersaudara ini dibesarkan di lingkungan Muhammadiyah. ''Meski demikian, ayah saya suka mendalang juga,'' tutur Kunto, yang juga mulai menekuni kesenian, khususnya sastra dan teater. Semasa mahasiswa, ia pernah menjabat Sekretaris Lembaga Kebudayaan Islam (Leksi). Kemudian, sampai 1971, pria yang kini dosen Fakultas Sastra UGM itu menjadi Ketua Studi Grup Mantika. Di sinilah ia bergaul dengan para tokoh muda teater, seperti Arifin C. Noer, Syu'bah Asa, Ikranegara, Chaerul Umam, dan Salim Said.
Tetapi, kesibukan luar kampus tidak membuat studinya telantar. Meraih gelar sarjana di UGM, 1969, Kuntowijoyo…