S. SARTONO


''Dugaan yang lemah,'' kata S. Sartono tentang teori migrasi fauna yang menyimpulkan terjadinya penyeberangan hewan dari daratan Asia ke Australia. Kelemahan utama yang diserang ahli palaentologi ITB itu terletak pada alat penyeberangan yang, konon, dibuat dari ranting pohon yang diikat seperti rakit.



Perahu zaman bahola yang sangat sederhana itu, menurut Sartono, tidak mungkin digunakan mengarungi samudra dalam jarak jauh. Apalagi, ''Perahunya sendiri tidak pernah ditemukan,'' ujarnya. Ia juga menolak teori ''berenang'' dan ''terbawa arus''. Karena, ''Mana mungkin hewan berenang puluhan kilometer,'' tambah guru besar ITB itu. Dalam Rapat Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi (REHPA) II di Cisarua, Bogor, Maret 1984, Sartono mengemukakan kesimpulan hasil penelitiannya sendiri bahwa migrasi fauna berlangsung lewat daratan -- termasuk ''daratan'' yang kini menjadi laut karena pergeseran geologis.Lahir sebagai anak kedua dari empat bersaudara, putra bekas kepala tata usaha ini mengaku ''tidak pintar tidak bodoh'' di masa sekolahnya. ''Sebetulnya, orang pintar itu…