
ROOSSENO SOERJOHADIKOESOEMO
Jujur dan terbuka, ''Bapak Konstruksi Beton'' Indonesia ini juga jika bicara ceplas-ceplos. ''Memang, mulut saya Ponorogo,'' ujarnya. ''Tetapi, percayalah, hati saya ibarat bunga melati.'' Konon, ia seperti Brotoseno dalam cerita wayang; lahir terbungkus kalung usus. Ayahnya, R. Roostamadji, Patih Madiun, Jawa Timur, menamai anak keempat dari lima bersaudara ini Roosseno. Roos penggalan nama sang ayah, dan Seno diambil dari Brotoseno itu tadi.
Melewatkan masa kecil, ia dibesarkan ibu tirinya, Gusti Raden Ayu Martinah. Kerap mengamati jembatan besi Kali Madiun, ia heran dan kagum. ''Besi yang silang-menyilang itu, kok kuat dilintasi beberapa gerbong kereta api,'' tuturnya mengenang. Diilhami jembatan besi ini, rupanya Roosseno merasa dipecut untuk tekun belajar.
Selesai kuliah di THS Bandung -- sekarang ITB -- ia mendapat pujian Prof. Dr. Ir. Biezenot, yang mengatakan, ''Saya mengira orang Jawa tidak bisa menguasai ilmu mekanika. Tetapi Tuan telah mengubah pikiran saya. Saya kagum,…