
SIDARTA ILYAS
Dengan menjadi dokter, ia berharap akan hidup nyaman. Membuka praktek di rumah, hidup penuh ketenangan, itu yang selalu ia angankan, ketika masih di SMA. Maka, setelah lulus (1955), Sidarta Ilyas masuk FK UI.
Ternyata, setelah menjadi dokter, ia tidak bisa hidup tenang. ''Profesi ini menuntut kerja keras,'' katanya. Di Poliklinik Mata RSCM, dalam sehari ia bisa didatangi 250 pasien. Sore hari, ia juga buka praktek pribadi, di Jalan Mangga Besar, Jakarta. ''Tetapi, pukul tujuh malam saya sudah tidak menerima pasien lagi. Letih,'' katanya.
''Bagi saya, mata adalah indria yang sangat agung. Karena dengan mata kita dapat menyaksikan keindahan alam ini,'' kata Sidarta, menceritakan alasannya mengambil spesialisasi mata, setelah lulus sebagai dokter, 1962. Sampai awal 1985 Sidarta sudah berhasil mencangkokkan 300 kornea.
Dalam proses pencangkokan, yang dimanfaatkan hanya selaput bening dari mata donor. Jaringan selebihnya disimpan untuk tujuan penelitian.…