
ALI SADIKIN
Bahkan Almarhum Bung Karno pernah mengatakan, ''Ali Sadikin orang keras''. Mungkin ini yang mendorong presiden pertama RI itu mengangkat Ali sebagai Gubernur DKI Jakarta, yang sedang semrawut dan kacau-balau, April 1966. Setelah tidak menjadi gubernur dan pensiun dari dinas militer, sikapnya masih tetap ''keras''.
Di bawah pimpinannya, terhadap Jakarta segera diterapkan penegakan hukum dan terapi kejut (shock treatment). Pertokoan dan permukiman ''ditata kembali'', termasuk untuk pelebaran jalan. Daerah bebas becak diberlakukan, dan untuk pedagang kaki lima dibuatkan pasar-pasar Inpres, demi ketertiban lalu lintas.
Berikutnya, bar, panti pijat, dan kasino diarahkan -- dengan pengenaan pajak yang tinggi -- agar dapat mengisi kas pemerintah daerah. Tetapi Bang Ali -- panggilan akrabnya -- juga membangun masjid, gereja, puskesmas, sekolah, di samping gedung tinggi. Untuk budayawan, ia dirikan Taman Ismail Marzuki. Bagi kaum muda, ia bangun gelanggang remaja. Di mana- mana berdiri stasiun dan terminal bis, serta pasar.
…