
SELO SOEMARDJAN
Dengan gaya kocak dan penuh humor, sosiolog ini selalu membuat pendengar bersemangat mengikuti ceramahnya. Permasalahan yang dilontarkannya dibumbui contoh kongkret yang menggelitik. Selorohnya membuat kantuk lenyap dan tawa menggemuruh.
''Tergantung caranya, dong,'' kata Soemardjan -- dalam acara Percakapan Ahli Ilmu-Ilmu Sosial FISP-UI, 1984 -- menjawab pernyataan seorang mahasiswa yang merasa khawatir karena penelitian ilmuwan sosial selalu dinilai sebagai sikap oposisi oleh pemerintah. ''Kalau dengan memaki, tentu saja mereka marah,'' katanya disertai tawa pengunjung.
Ia lalu menceritakan pengalamannya ketika melakukan penelitian mengenai Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI) dan kelapa kacukan. Ia banyak menemukan kesalahan pemerintah, dan setelah diseminarkan kemudian disampaikan kepada yang berwenang. Karena untuk perbaikan, tidak ada akibat negatif yang ditimbulkan hasil penelitian tersebut. ''Pemerintah tahu, saya ini hanya Selo Soemardjan. Di belakang saya tidak ada kekuatan politik, apalagi kekuatan negara asing,'' katanya. Hadirin spontan tertawa.
…