
AMRI YAHYA
Pernah ingin jadi penyair. Urung, karena ia melihat sendiri jarang penyair yang kaya. Lalu ingin jadi serdadu. Ternyata, tidak direstui orangtua. Akhirnya pilihannya jatuh untuk menjadi pelukis. ''Pekerjaan ini jauh dari korupsi,'' katanya beralasan. Sebagai pelukis, lelaki kelahiran Palembang ini pun mencari sesuatu yang lain. Ia menjadi pelukis batik, sekaligus jadi pengusaha dalam bidang ini. Tentang batik yang dijadikannya media lukisan, dengan tegas dikatakannya bahwa itu adalah salah satu akar seni tradisional Indonesia.
Itu sebabnya ia sangat dongkol ketika mengunjungi museum karya seni orang Indian di Oklahoma City, Amerika Serikat, 1974. Soalnya, dalam lemari kaca, dipamerkan sepotong kain yang oleh penjaganya dikatakan sebagai salah satu karya orang-orang Indian zaman dulu. ''Melihat coraknya, itu kain batik buatan Solo,'' kata Amri.
Banyak lukisan batiknya berukuran besar dengan harga tidak tanggung-tanggung, sampai Rp 5 juta. Nyatanya, karya-karyanya laris. Ia tidak ingin seperti Affandi, yang baru sukses di masa tuanya.…