
Muchtar Bebas Pakpahan
KARENA kepalanya botak, ketika di penjara, 1994, oleh istrinya ia dibawakan obat penumbuh rambut. Petunjuk pemakaiannya: setelah kepala dipijit-pijit sebaiknya ditutup sekitar 20 menit. Pertama ditutup pakai plastik. “Karena saya sering kedatangan tamu, nggak enak kalau saya pakai plastik. Saya pinjam peci teman. Lama-lama ketika bercermin, ternyata mirip Sukarno idola saya,” tutur Muchtar Pakpahan. Sejak saat itu ia memakai peci.
Sejak kecil hidupnya sengsara. Jadi anak yatim piatu ketika ia masih belia. Untuk membiayai sekolah, Muchtar menjadi penarik becak, selama tujuh tahun, sampai kuliah di Medan. “Pernah becak saya ditabrak bemo dan meninggalkan bekas luka hingga sekarang,” ujar ayah dari tiga anak ini.
Makanya, begitu tamat dari Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, “Saya mengabdikan diri untuk orang miskin dan keadilan,” katanya. Lantas, ia mendirikan kantor pengacara di Jakarta. Setahun kemudian, ia dipanggil pulang kampung, mengajar di Fakultas Hukum Universitas Nommensen Medan, 1982 sampai 1984.…