Tamrin Amal Tomagola


Senang pada pelajaran sejarah sejak sekolah dasar, setelah tamat SMA Tamrin Amal Tomagola memilih jurusan sosial. Padahal Ali Amal, ayahnya yang guru dan aktivis Muhammadiyah, menginginkan anak sulung dari sepuluh bersaudara ini mengambil jurusan ilmu pasti dan menjadi dokter. Tamrin sendiri ingin jadi guru. “Saya menentang anjuran ayah, karena saya senang ilmu sosial,” tutur Tamrin.

Lulus SMA, ia nyaris gagal melanjutkan ke universitas karena tak ada biaya. “Akhirnya, saya pulang ke Galela untuk cari uang dengan mengajar di SMP Galela,” ujarnya. Gajinya mengajar Rp 29 ribu, satu karung penuh. Tapi, karena ada pemotongan uang, paparnya, “Uang sebanyak itu tidak ada nilainya.”

Dengan tabungan uang selama mengajar, Tamrin pergi ke Jakarta, untuk melanjutkan sekolah. Tapi malang, uang habis di perjalanan. Untunglah ia ditolong oleh seorang keturunan Arab, Al Habsy. Ia menumpang kapal carteran pedagang Arab yang penuh kopra untuk sampai ke Jawa.