
Garin Nugroho Riyanto
KALAU film-film karya Garin Nugroho mendapat banyak penghargaan internasional, itu tak berarti ia meraihnya dengan mudah. Memulai dengan membuat film dokumenter, ia mengaku cukup sulit menjajakan karya-karyanya. Untuk menjual ide film tentang anak seribu pulau, misalnya, ia membutuhkan waktu tiga tahun. Setelah ternyata film itu, Anak Seribu Pulau meledak di bioskop-bioskop, dan mendapat penghargaan, karya dokumenter ini menjadi bahan riset sejumlah universitas.
Dimulai dengan Anak Seribu Pulau, karya-karya dokumenter Garin berikutnya satu demi satu tergilir dihargai. Tepuk Tangan, misalnya, yang terpilih sebagai Film Pendidikan Terbaik pada Festival Film Indonesia 1986. Lalu pada ajang yang sama, Komodo Bermata Purba membuahkan gelar penata produksi terbaik. Sedang Catatan Kecil Bumiharjo mendominasi FFI 1987. Tanah Tantangan menang di FFI 1989. Beberapa film dokumenternya yang lain memperoleh penghargaan di luar negeri. Sebut misalnya Menyuling Masa Depan (1988) dan Dongeng Kancil tentang Kemerdekaan dihargai di Jepang, serta Air dan Romi dan Walter Spies…