Toeti Heraty Noerhadi Roosseno


Usia tua kadang-kadang memang tak bisa jadi ukuran soal gairah hidup seseorang. Apalagi, jika orang tua itu bernama Toeti Heraty Noerhadi. Di usia yang hampir mendekati 70 tahun, anak perempuan Prof Dr Roosseno, sesepuh konstruksi beton Indonesia dan penerima Bintang Mahaputra 1984, ini justru terlihat makin bergairah mengolah hidup.

Untuk manusia sebayanya—yang biasanya cenderung menikmati pensiun dan sakit-sakitan— kegiatan Toeti justru bisa dikatakan makin meluas dan multidimensi. Dia aktif di mana-mana. Sibuk mengajar di Universitas Indonesia (UI) dan bolak balik Salemba-Depok, aktif di Suara Ibu Peduli dan YLBHI. Ia juga masih terus melukis, menulis buku dan puisi, mengurus orkestra dan galeri, sampai mengurus bisnis dan cucu-cucunya.

Tapi meski super sibuk dengan seabrek kegiatannya, sosok filsuf perempuan sejatinya lebih melekat pada Toeti. “Seluruh hidup saya intinya didasari filsafat,” ujar ibu dari empat anak, ini. Dan Toeti, sebagai filsuf, sudah banyak ikut menghasilkan orang-orang dengan…