<p>&lt;p&gt;Banyak pihak yang sudah jengah dengan kinerja PSSI. Organisasi yang bertugas mengurusi sepakbola nasional ini dinilai lamban dan tidak peka dalam menuntaskan permasalahan-permasalahannya. Mulai dari soal mafia skor yang dengan gampangnya bisa menentukan hasil dari sebuah pertandingan, hingga masalah krisis kepercayaan dari masyarakat.&lt;/p&gt; &lt;div&gt;&amp;nbsp;&lt;/div&gt; &lt;div&gt;Indonesia Super League (ISL) adalah salah satu contohnya. Kompetisi yang menjadi panggung satu-satunya bagi sepakbola lokal dianggap sudah tidak representatif lagi. Kompetisi ini dianggap syarat akan drama, mulai dari spesialis blunder hingga masalah kado pinalti. Dan baru-baru ini dunia sepakbola nasional kembali digemparkan dengan pertandingan yang tidak fair antara PSS Sleman vs PSIS Semarang. 5 gol bunuh diri tercipta dalam pertandingan tersebut, hal yang oleh banyak orang disebut dengan Sepakbola Gajah ini tentunya telah mencederai semangat sportifitas.&lt;/div&gt; &lt;div&gt;&amp;nbsp;&lt;/div&gt; &lt;div&gt;Terkait hal tersebut Tempo telah beberapa kali mewawancarai pihak-pihak terkait. Mulai dari Ketua PSSI yang memiliki kewenangan mengurus sepakbola nasional, hingga pelatih yang merupakan koki di lapangan hijau. Semuanya terangkum dalam Serial Informasi Tempo kali ini.&amp;nbsp;&lt;/div&gt; &lt;div&gt;&amp;nbsp;&lt;/div&gt;</p>

Keywords :
Sepakbola ,