Pengungsi Rohingya : Krisis Kemanusiaan dari Myanmar (Bagian I)

Pengungsi Rohingya : Krisis Kemanusiaan dari Myanmar (Bagian I) Ratusan etnis Rohingya keluar dari Myanmar menyelamatkan diri mencari perlindungan menyebar ke berbagai negara di Asia Tenggara. Mereka merasa terancam di negerinya, pembantaian kerap terjadi, bahkan tak diakui sebagai warga negara. Konflik yang terjadi terhadap etnis Rohingya sudah sering berlangsung sejak dulu. Tahun 1992 majalah Tempo pernah menulis tentang kelamnya orang-orang etnis Rohingya. Saat itu Lima puluh warga Rohingya ditemukan mati mengenaskan dalam sebuah lubang di dalam hutan dekat Desa Laudong, Provinsi Arakan. Mereka kebanyakan berusia belasan tahun, dan tampaknya tewas karena berondongan senjata mesin ringan. Nasib serupa dialami sekitar 200 pengungsi Rohingya yang tertangkap di lereng Gunung Apaukwa di Provinsi Arakan, tempat tinggal mereka. Menurut laporan kantor berita Arakan yang baru didirikan oleh kelompok gerilyawan Rohingya, para pengungsi yang terdiri dari anak-anak, wanita, dan orang tua yang tewas itu sebagian dari 500 pengungsi yang kepergok tentara Myanmar dalam perjalanan pengungsian ke Bangladesh. Mereka digiring ke lereng gunung, lalu dibariskan berjajar di tepi lubang dan diberondong senapan mesin ringan. Kumpulan artikel Pengungsi Rohingya I ini merupakan tulisan panjang tentang Rohingya lebih dari 2 dekade yang lalu yang dimuat Tempo

Keywords :
Rohingya ,
  • Views : 592
  • Uploaded on : 29-05-2015
  • Edisi : 2015-05-29
  • Editor : Danni | PDAT
  • Bahasa : -
  • Penulis : Tempo
  • Jumlah Halaman :9
Pengungsi Rohingya : Krisis Kemanusiaan dari Myanmar (Bagian I)
Rp. 30.000