
Pangeran Sihanouk Pulang Setelah 12 Tahun Terasing, antara Harapan atau Petaka
Dibandingkan di zaman Khmer Merah, ekonomi Kamboja memang tak begitu suram. Apalagi bantuan Barat mulai datang. SON Sen pasti terkejut saat menjejakkan kaki kembali di Phnom Penh, rencananya, Ahad pekan ini. Dahulu, menteri pertahanan Khmer Merah inilah yang memerintahkan pengosongan ibu kota dan banyak kota di Kamboja hingga menjadi kota hantu. Kini, Phnom Penh hidup kembali. Tengoklah toko dan warung minuman di sepanjang jalan raya Achan Mean. Berderet-deret botol dan kaleng minuman berbagai merek. Dari Coca-Cola sampai bir Heineken. Bir Heineken seharga 2.000 riel (sekitar US$ 2) per kaleng. Lalu tengoklah kehidupan malam Phnom Penh. Disko-disko di tiap hotel, pada malam Sabtu dan malam Minggu penuh. Begitu pula bioskop, yang biasanya memutar film kung fu, India, dan kadang film Kamboja sendiri. Harga karcis bioskop rata-rata 200 riel, sama dengan harga 1 liter beras di pasar Phnom Penh. Mesti diakui, ekonomi Kamboja sejak akhir 1980-an membaik, dalam arti kebutuhan pokok tersedia di pasar, ekspor-impor berjalan, dan investasi modal asing mulai masuk.
Keywords :Pangeran Sihanouk Pulang Setelah 12 Tahun Terasing, antara Harapan atau Petaka,
-
Downloads :0
-
Views :138
-
Uploaded on :21-12-2023
-
PenulisTim Penyusun PDAT
-
Publisher
TEMPO Publishing -
EditorPDAT
-
Subjekpolitik
-
BahasaIndonesia
-
Class-
-
ISBN-
-
Jumlah halaman60
Pangeran Sihanouk Pulang Setelah 12 Tahun Terasing, antara Harapan atau Petaka
Alamat
PDAT Gedung Tempo Jl. Palmerah Barat No. 8 Jakarta 12210
Kontak
Phone / Fax: 62-21 536 0409 (ext. 321) / 62-21 536 0408
WA : 62 838 9392 0723
Email : [email protected]
Support
Support Datatempo