TAMAT sudah karier Ben Johnson di lintasan atletik. Pengakuan Johnson di depan Komisi Penyelidik Dope di Toronto, Kanada, yang dipimpin oleh Ketua Pengadilan Ontario Charles Dubin, makin membuka tabirnya pada ketergantungan obat perangsang. Pengakuan Johnson, pemegang rekor dunia 100 m, 9,83 detik, ini diucapkan Kamis dua pekan lalu. Bahkan rekor dunia 100 meter yang diciptakan Johnson di Roma, Italia, 1987, persiapannya pun tidak pernah lepas dari pemakaian obat terlarang jenis steroids meski dalam tes dope seusai perlombaan hasilnya negatif. Baru di Olimpiade Seoul, 1988, dia tak bisa berkelit. Contoh urine Johnson yang diperiksa mengandung Stanozolol yang menyebabkan dia harus mengembalikan medali emas 100 meter yang dimenangkannya. Termasuk rekor dunia yang dicetaknya saat itu, 9,79 detik, dibatalkan oleh IAAF (Federasi Atletik Internasional).