JAKARTA - Kreditor yang tergabung dalam Consultative Group on Indonesia menjanjikan bantuan senilai US$ 1,7 miliar (sekitar Rp 15,5 triliun) untuk membangun kembali Aceh yang porak-poranda dilumat bencana tsunami. Bantuan itu berupa hibah US$ 1,2 miliar dan pinjaman lunak US$ 500 juta. "Ini angka sementara karena kebutuhan pembiayaan masih menunggu perhitungan Bank Dunia," kata Menteri Koordinator Perekonomian Aburizal Bakrie seusai penutupan sidang CGI di Jakarta, Kamis (20/1). Dengan keluarnya komitmen untuk Aceh ini, total pinjaman dan hibah yang dijanjikan CGI tahun ini mencapai US$ 5,1 miliar, termasuk untuk menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara. Bantuan pinjaman untuk Aceh diberikan dengan persyaratan sangat lunak, yakni tanpa bunga dan waktu pengembalian selama 40 tahun. Dari total pinjaman lunak US$ 500 juta, Bank Dunia menjanjikan US$ 125 juta untuk tahun ini. "Kami akan memberikan pinjaman lunak US$ 300 juta untuk pembangunan Aceh selama 2-3 tahun," ujar Kepala Perwakilan Bank Dunia di Jakarta, Andrew Steer.