LEBIH dari 2.000 tahun lampau, Yesus Kristus menyampaikan pesan itu kepada murid-muridnya. Hari kiamat, katanya, akan datang seperti pencuri di malam hari. Tak ada yang bisa menduga kapan si pencuri muncul. Kiamat tak bisa diramal. Berjaga-jagalah. Dua pengikut Yesus, Matius dan Markus, mencatatnya dalam Alkitab. Pada 1999, seorang pendeta bernama Mangapin Sibuea mematahkan pesan itu. Kiamat, sang Pendeta meramal, akan tiba pada 10 November 2003, Senin pekan ini. Waktunya pun sudah dipatok: pukul tiga sore. Tempatnya di sebuah gedung di Desa Bale Endah, Jalan Siliwangi, pinggiran Bandung, Jawa Barat. Mereka yang beriman pada hari kiamat versi Mangapin menyebut gedung berlantai tiga itu Pondok Nabi. Tak jelas bagaimana Pendeta Mangapin begitu detail menemukan roster armageddon. Tapi ramalannya menggetarkan hati ratusan anggota jemaat yang sejak Januari lalu berbondong-bondong ke Desa Bale Endah. Datang jauh dari Papua, Ambon, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Batam, Sumatera Utara, dan Bandung sendiri, para anggota jemaat itu mengaku mendapat wangsit dari Tuhan untuk ikut bergerak ke situ. Tak sedikit yang menjual tanah, kerbau, kambing, perhiasan, dan harta benda lainnya untuk ongkos perjalanan. Di Bandung, mereka menginap di lantai dua dan tiga Pondok Nabi. Pada Senin pagi kemarin, 283 anggota jemaat menyesaki aula berukuran sedang di lantai satu. Tak ada karpet, apalagi kursi. Mereka cuma duduk di atas tikar-tikar plastik. TEMPO yang hadir di situ menyaksikan betapa acara ini begitu gegap-gempita.