PENGALAMAN Jakarta ternyata tidak cuma mengilhami para Jenderal Chili yang menggulingkan Presiden Salvador Allende (TEMPO, 29 September). Juga Jakarta 1966 -- 1967 diulangi oleh mahasiswa Muangthai yang sejak lama menderita di bawah tekanan rezim korup Thanom Kittikachorn & Praphas Charusatien menggulingkannya melalui serentetan demonstrasi. Kekuasaan yang diperoleh Thanom sejak wafatnya Marsekal Sarit Thanarat tahun 1964 makin lama makin erat dalam cengkeraman sang Marsekal, tapi memuncak pada suatu hari di tahun 1971 ketika Bangkok mengumumkan suatu pemerintahan militer yang menghapuskan konstitusi yang ada, untuk kemudian diganti dengan peraturan darurat. Di bawah keadaan tak menentu itu, Thanom dan Praphass -- wakil dan besannya (putera Thanom, Kolonel Narong Kittikachorn, kawin dengan anak perempuan Praphas) -- menguasai negeri itu tanpa kontrol.