
Film di Indonesia: Antara Pertumbuhan dan Kecemasan
Sejarah film dunia memang mulai dengan kejutan, yakni ketika film pertama kali diputar untuk umum, tahun 1895: saat di layar muncul gambar kereta api memasuki stasiun, penonton lari ke luar dari gedung bioskop mengira kereta api hadir nyata di gedung bioskop. Film cerita pertama The Birth of A Nation (1915) selain disambut dengan pujian, juga dihantam sebagai menyebarkan rasisme. Adegan ciuman John Rice dan May Irwin, sekalipun hanya sekelumit, dalam The Kiss (1916), telah menyulut kemarahan gereja. Demikianlah, proses kreatif dan lembaga produksi-distribusi hingga pengawasan film selalu akan menghadapi pelbagai tantangan yang tumbuh kompleks dalam wujud pasangan-pasangan nilai yang bersitegang sekaligus berpasangan. Yakni, antara kebebasan mengungkapkan pendapat dan ketertiban, antara nasionalisme dan globalisme, antara keluwesan dan keketatan, antara pembaharuan dan kemapanan, antara ekonomi dan etika, dan pasangan nilai lain yang terus bertumbuh dengan berbagai roman muka seiring perubahan sosial masyarakatnya. Maka, apakah sebuah adegan akan disensor atau tidak, sebenarnya bukanlah bersandar semata-mata pada alasan etis.
Keywords :Film di Indonesia: Antara Pertumbuhan dan Kecemasan,
-
Downloads :0
-
Views :401
-
Uploaded on :24-12-2023
-
PenulisPDAT
-
Publisher
TEMPO Publishing -
EditorTim Penyusun PDAT: Ismail, Asih Widiarti, Dani Muhadiansyah, Evan Koesumah
-
SubjekSeni & Hiburan
-
BahasaIndonesia
-
Class-
-
ISBN-
-
Jumlah halaman60
Film di Indonesia: Antara Pertumbuhan dan Kecemasan
Alamat
PDAT Gedung Tempo Jl. Palmerah Barat No. 8 Jakarta 12210
Kontak
Phone / Fax: 62-21 536 0409 (ext. 321) / 62-21 536 0408
WA : 62 838 9392 0723
Email : [email protected]
Support
Support Datatempo