Riwayat Kesabaran Seorang Aktivis

Edisi: 37/31 / Tanggal : 2002-11-17 / Halaman : 42 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : Dewanto, Nugroho


KETIKA pabrik sepatu Reebok dan Nike membalas demonstrasi dan aksi mogok yang dilancarkan karyawan dengan pemecatan, buruh tak berdaya. Di negeri ini selalu tersedia tenaga yang melimpah dan dengan senang hati menggantikan posisi para pemogok yang "nakal." Lalu, tatkala kedua perusahaan itu memutuskan mengalihkan pusat produksinya ke Vietnam dan Cina—dua negara sosialis yang relatif lebih "aman" dibanding Indonesia—tak ada yang bisa dilakukan para buruh untuk mencegahnya.

Buruh Indonesia, terutama di bawah perusahaan asing atau sub-kontrak, dalam posisi serba salah. Tapi, apa salahnya?

"Demonstrasi bukannya tidak efektif, tapi yang lebih penting sekarang adalah mengorganisasi diri." Kata-kata Fauzi Abdullah, 53 tahun, seorang aktivis yang telah dua dasawarsa menggeluti perburuhan di negeri ini, nyaris tak terdengar. Berbeda dengan penampilannya yang angker berewokan, berkulit hitam, dan berambut keriting penuh uban, Fauzi adalah seorang yang lemah lembut dalam bertutur kata.

Suara Fauzi Abdullah sama dengan penampilannya yang low profile. Para aktivis sezamannya kerap menangkap kelakuan Fauzi yang agak ganjil: manakala demo digelar dan mikrofon diserahkan ke tangan pemimpin, Fauzi biasanya menghilang. Di antara para aktivis dan alumni Lembaga Bantuan Hukum, bekas dosen Fakultas Sastra Universitas Indonesia ini mungkin sosok yang paling…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…